|
Ketika warga masyarakat di seluruh Tanah Air berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara untuk mengikuti pemilihan umum presiden, sebagian warga Kota Pontianak, Kalimantan Barat, justru ramai-ramai mencari air bersih, bahkan antre air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pontianak. Pemantauan Kompas, Senin (5/7) pagi, warga yang antre di booster PDAM di kawasan Stadion Sultan Syarif Abdurrahman Alqakdrie, Pontianak, tidak hanya sekadar mengambil air dengan menggunakan jeriken, tetapi juga membawa wadah plastik berbagai ukuran. Di tempat itu telah disediakan lebih dari 10 keran air untuk melayani warga yang datang mengambil air bersih. Warga yang datang tidak hanya mengangkut air dengan menggunakan sepeda motor atau gerobak dorong, tetapi juga menggunakan berbagai jenis mobil. Tidak kurang dari 20 mobil yang antre air pada Senin pagi. Sementara pada sore hari, warga yang antre air lebih banyak lagi. Beberapa warga mengungkapkan, mereka terpaksa mengambil air di booster-booster karena sudah tidak ada persediaan air bersih lagi di rumah. "Kami sudah sepekan tidak mendapatkan air bersih lagi dari PDAM Kota Pontianak. Sekarang, hampir tiap hari saya datang ke sini untuk mengambil air dengan sepeda motor. Untuk mencuci, saya langsung di sini," ungkap Ayu, warga Parit H Husien II, Pontianak. Hal senada diungkapkan Santo, warga Jalan Gajah Mada, dan Kirno, warga Jalan S Supratman. Menurut Santo, mereka mengambil air langsung ke booster-booster PDAM Kota Pontianak, karena kalau membeli air dari pihak ketiga, harganya cukup mahal, sekitar Rp 40.000 per meter kubik. Padahal, harga resmi yang ditetapkan PDAM Kota Pontianak hanya Rp 7.500 per meter kubik. Kadar garam tinggi Krisis air bersih yang melanda Kota Pontianak ini menyusul tingginya kadar garam yang masuk ke Sungai Kapuas dalam sepekan terakhir. Akibat kemarau, air Sungai Kapuas menyusut dan instrusi air laut dari muara terus bergerak ke arah hulu Sungai Mahakam. Di sekitar Kota Pontianak, kadar garam Sungai Kapuas yang menjadi sumber air baku PDAM Kota Pontianak mencapai 5.000 ppm sehingga tidak mungkin diolah menjadi air bersih. Dari sekitar 60.000 pelanggan air PDAM Kota Pontianak, sekitar 27.000 pelanggan terpaksa tidak bisa mendapat pelayanan air bersih. (FUL) Post Date : 06 Juli 2004 |