|
Basri (61) harus hilir mudik menyelamatkan barangnya ketika genangan air mulai meninggi, Senin (5/2). Hujan yang terus turun sejak Minggu sore menyebabkan rumahnya di Kampung Kedunggede Kaler, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, terendam. Air di Sungai Cipunagara yang tepat berada di sisi timur kampung itu semakin tinggi. Warga waswas jika tanggul jebol lagi. "Permukiman warga posisinya lebih rendah dibanding tanggul, padahal air Cipunagara sudah hampir mencapai ketinggian tanggul pagi ini," ujar Basri. Pada Selasa dan Sabtu pekan lalu ketinggian air di Cipunagara mencapai 580 sentimeter atau hampir mendekati garis siaga. Meski masih jauh dari ketinggian puncak tanggul, wilayah permukiman sudah terendam antara 20 cm-80 cm. Pasalnya, sebagian besar sungai kecil di wilayah itu meluap. Sungai Cigadung, Kali Pangaritan, Batanggede, serta Batangleutik meluap sejak pekan lalu. Meski Cipunagara belum meluap, 8.011 rumah di Kecamatan Pamanukan yang dihuni oleh 36.536 jiwa telah terendam. Ketinggian air mencapai 40-100 cm pada Senin kemarin. "Ketinggian air di dalam rumah sudah hampir sedada orang dewasa sejak Minggu sore. Karena itu, anak dan istri mengungsi," ujar Basri, pedagang bakso keliling itu. Adun (49), tukang becak di Kampung Kedunggede Kidul, juga terpaksa memarkir becaknya. Alat transportasi yang menjadi sumber penghasilannya itu sesekali hanya digunakan untuk mengangkut barang dari rumah menuju pengungsian. "Sebagian besar warga tidak bekerja karena banjir, jadi tidak ada penumpang. Jalan yang dilalui pun tergenang," ujarnya. Banjir bukan hanya mengusir Basri, Adun, dan keluarga dari rumah mereka. Bencana tersebut juga menyebabkan rutinitas mereka, sebagai penjual bakso serta rutinitas ekonomi ribuan warga lainnya, menjadi terhenti. Sejumlah sekolah di daerah itu juga terpaksa diliburkan karena terendam air. Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam bangunan lainnya. Posko Bencana Alam Kabupaten Subang mencatat, 71 sekolah dan 14 perkantoran terendam air. Hingga Senin siang ribuan korban banjir masih bertahan di tempat-tempat pengungsian dan lokasi yang aman. Ribuan hektar sawah di wilayah pantai utara Kabupaten Subang juga tergenang. Padahal, sebagian besar petani di daerah itu sudah mulai menanam, mengolah lahan, atau menebar benih di persemaian. Posko mencatat, 4.668 hektar sawah di empat kecamatan terendam banjir. Keempat kecamatan itu, antara lain, adalah Pamanukan 1.826 ha, Legon Kulon 2.792 ha, Binong 929 ha, serta Pusakanagara 191 ha. "Situasi seperti ini turut memicu mundurnya masa tanam. Padahal, sebelumnya sudah mundur karena kekurangan air saat kemarau panjang lalu," ujar Suhaeni, mantri pertanian Kecamatan Pusakanagara, Subang. (Mukhamad Kurniawan) Post Date : 06 Februari 2007 |