BANDUNG, KOMPAS - Hujan lebat tiga hari terakhir di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengakibatkan ratusan rumah tergenang air akibat luapan Sungai Citarum. Minggu (22/11), ratusan warga mulai mengungsi dan menyelamatkan harta benda mereka.
Banjir terparah terjadi di Kelurahan Baleendah. Sekitar 450 keluarga mengungsi karena air setinggi 2 meter merendam rumah mereka sejak Sabtu malam.
Sejumlah warga mengungsi di satu kantor partai politik yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi. Beberapa warga lain juga mengungsi di rumah saudara ataupun kontrak rumah.
Kawasan Baleendah merupakan dataran rendah yang rawan banjir. Daerah itu lebih rendah daripada bibir Sungai Citarum.
Tisna (30), warga RT 4 RW 20, mengatakan, banjir makin parah dalam empat tahun terakhir. ”Dulu Pak Obar (Bupati Bandung Obar Sobarna) berjanji akan mengeruk Citarum, tetapi sampai sekarang belum ada realisasinya,” katanya.
Dalam proses evakuasi, warga dibantu petugas dari Taruna Siaga Bencana (Tagana). Tagana mengoperasikan dua perahu karet dan dua perahu karet lain sebagai cadangan. ”Kami juga memiliki lima perahu kayu, tetapi hanya dua yang dioperasikan, tiga lain bocor,” kata Agus Sudrajat, petugas Tagana.
Banjir serupa terjadi di Desa Majasetra, Majala, dan Sukanegla, Kecamatan Majalaya, yang merendam sekitar 700 rumah. Banjir bercampur lumpur mulai surut pada Minggu pagi.
Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, Sobirin, mengatakan, banjir tahunan itu akibat kerusakan lingkungan di hulu Citarum.
Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kehutanan Jabar Anang Sudarna. Pihaknya berupaya memperbaiki kawasan hulu Citarum dengan penanaman pohon.
Banjir di Kota Bandung, Jumat, akibat jebolnya tanggul Sungai Cidurian sudah surut mulai Sabtu. Hari Minggu, warga membersihkan sampah dan Pemkot Bandung memperbaiki tanggul. (REK/ELD/MHF)
Post Date : 23 November 2009
|