Cirebon, Kompas - Sebanyak 272 rumah dan ratusan hektar tambak milik warga di tiga dusun di Desa Tawangsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terendam banjir akibat limpasan air Sungai Cisanggarung. Kerugian akibat banjir diperkirakan Rp 1,5 miliar.
Debit air Sungai Cisanggarung yang meninggi sejak Rabu (27/1) malam mulai melimpas ke permukiman, sawah, dan tambak, Kamis sekitar pukul 01.00. Tinggi air yang menggenangi jalan desa dan masuk ke rumah mencapai selutut orang dewasa.
Tiga dusun yang tergenang adalah Dusun Karangmulya, Sadeg, dan Tegur. Selain 272 rumah, juga tergenang 300 hektar tambak udang dan bandeng, 75 hektar kebun bawang, serta 10 hektar tanaman padi.
Hingga pukul 06.00 banjir terus meninggi, tetapi menjelang siang banjir mulai surut. Penyebab banjir adalah tanggul Sungai Cisanggarung sepanjang 35 kilometer (dari Desa Tawangsari hingga muara sungai) terlalu rendah. Akibatnya, ketika debit air dari hulu sungai (Kabupaten Kuningan) meningkat, tanggul tak mampu menahan air.
Kepala Desa Tawangsari Zaenuddin mengatakan, banjir kali ini terbilang parah dibandingkan dengan banjir tahun lalu. Selain di Desa Tawangsari, tanggul Sungai Cisanggarung di Desa Kalirahayu, Kecamatan Losari, rawan jebol.
Menurut Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cirebon Deni Agustin, evakuasi warga belum perlu dilakukan, tetapi masyarakat diimbau waspada potensi banjir susulan.
Menurut Amirudin (42), Ketua Kelompok Pantai Pesisir Maju Desa Tawangsari, kerugian petambak ditaksir Rp 500 juta.
Petani bawang dan padi juga resah. Tanaman mereka akan busuk jika banjir tidak surut dalam tiga hari.
Jangan ganggu pasokan
Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Jabar Oo Sutisna, Kamis, menyatakan, penundaan penanaman padi untuk menghindari banjir harus diatur dan disesuaikan dengan perkiraan cuaca agar pasokan beras di Jabar tidak terganggu.
Menteri Pertanian Suswono dalam kunjungan ke Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Senin (24/1), mengimbau petani untuk menunda masa tanam demi menghindari meluasnya bencana banjir yang mengakibatkan gagal panen.
Tanaman padi petani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, juga terendam. Selama Januari dilaporkan, lebih dari 200 hektar tanaman padi rusak karena banjir di Kecamatan Purwoasri dan Kecamatan Tarokan.
Banjir di Tarokan terjadi akibat jebolnya tujuh titik tanggul di Sungai Sumberbakung dan Sungai Kolokoso yang menampung kiriman air dari Gunung Wilis. Sementara di Purwoasri, banjir disebabkan luapan anak Sungai Brantas.
Kepala Bagian Humas Pemkab Kediri Eko Setiyono mengatakan, pihaknya sudah mengirim sedikitnya 2.000 karung berisi pasir dan 50 sesek ke Desa Jati, Kecamatan Tarokan. Hal itu diharapkan sementara mampu menutup tanggul yang jebol.
Saat ini paling tidak lima wilayah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, rawan banjir, yaitu Kecamatan Ketanggungan, Ranjung, Losari, Wanasari, dan Brebes. Wilayah itu dilalui sungai besar, misalnya Brebes dilalui Sungai Pemali, Ketanggungan dilalui Sungai Babakan, dan Losari dilalui Sungai Cisanggarung.
Rabu malam, banjir melanda Desa Karangjunti dan Bojongsari, Kecamatan Losari, akibat luapan Sungai Cisanggarung, dan menggenangi paling tidak 300 rumah. Kamis pagi banjir surut menyisakan lumpur. Selain rawan banjir, Brebes juga rawan longsor.(THT/GRE/NIK/WIE/EGI)
Post Date : 29 Januari 2010
|