|
JAKARTA - Rumah Sakit Sumber Waras di Jalan Kiai Tapa, Jakarta Barat, masih terisolasi akibat banjir yang merendam kawasan Grogol dan sekitarnya. Persediaan solar untuk menghidupkan generator pembangkit listrik di sana tinggal untuk hari ini. "Bayangkan jika solar habis, rumah sakit akan lumpuh total. Bantuan dari pemerintah sangat kami harapkan," kata Guntur, kepala bagian umum rumah sakit itu, kepada Tempo kemarin. Mereka sulit mendapatkan pasokan solar karena pompa bensin di sekitarnya ikut terendam banjir dan solar harus disuplai dengan jasa gerobak. Aliran listrik ke rumah sakit tersebut memang diputus lantaran serangan air bah sejak Jumat pekan lalu. Sampai kemarin, akses menuju rumah sakit itu masih terputus karena Jalan Kiai Tapa masih terendam air setinggi satu meter. Tak ada kendaraan bermotor yang bisa melintas di sana. "Bahkan Terminal Grogol dan Universitas Trisakti pun tutup karena tidak ada akses jalan," ujar Guntur. Untuk memasok makanan bagi para pasiennya, rumah sakit itu menyewa gerobak milik penduduk setempat. Biaya penyewaan gerobak itu pun terbilang mahal. Guntur mengatakan para pemilik gerobak memungut bayaran Rp 20 ribu per orang. Pemilik gerobak, kata Guntur, hanya bersedia mengangkut empat orang sekaligus. "Padahal penumpang itu adalah orang yang butuh pertolongan juga, tidak selayaknya dimintai bayaran," ucapnya. Namun, untuk kebutuhan mendesak, seperti ibu yang hendak bersalin, pasien yang terserang stroke dan kecelakaan, atau membawa mayat, pihak rumah sakit menggunakan perahu karet milik tim search and rescue dari Universitas Trisakti. Tapi perahu karet itu pun tak selalu tersedia. "Kami membutuhkan perahu karet yang bisa menetap di sini," kata Guntur. Air sampai kemarin masih merendam lantai satu rumah sakit itu setinggi 20 sentimeter. Air bisa menembus rumah sakit tersebut lantaran penduduk di belakang rumah sakit membobol tembok belakang. "Mereka terpaksa membobok tembok supaya air yang telah menggenangi wilayahnya setinggi satu meter dapat mengalir dan surut dengan cepat," kata Sanwani, kepala keamanan rumah sakit itu. "Kami tidak dapat melarang mereka ketika itu." Meski dihantam banjir, rumah sakit itu tetap mendirikan posko banjir serta menyediakan bantuan medis dan logistik untuk masyarakat yang terkena bencana. Bantuan pemerintah, kata Sanwani --yang juga menjabat sebagai Kepala Posko Banjir Rumah Sakit Sumber Waras--sama sekali belum mengalir ke sana. Meski begitu, menurut Guntur dan Sanwani, kecuali masalah solar, kondisi rumah sakit dan para pasiennya masih terkendali. Jumlah tenaga medis pun masih mencukupi. Selain itu, 48 pusat kesehatan masyarakat di seluruh Jakarta ikut terendam banjir. Di Jakarta Utara, ada 13 unit; Jakarta Barat 16 unit; Jakarta Selatan 5 unit; dan Jakarta Timur 14 unit. Salimar Salim, Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan sebagian puskesmas itu sudah menjadi langganan banjir. Maka, untuk stok obat-obatan, "Kami sudah menyiapkan persediaan lebih," kata dia. Di samping itu, ada beberapa dokumen dan peralatan yang penting, "Sudah kami evakuasi terlebih dulu," kata Salimar. Dia mengatakan puskesmas yang tidak kebanjiran diinstruksikan untuk mendukung puskesmas yang berdekatan, yang dilanda banjir. SORTA TOBING | YUDHA SETIAWAN Post Date : 06 Februari 2007 |