Rumah Masih Tergenang

Sumber:Kompas - 20 Desember 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Indramayu, Kompas - Ratusan rumah di empat desa di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, serta di tiga desa di Kecamatan Legonkulon dan Sukasari, Kabupaten Subang, masih tergenang banjir kiriman dan rob. Banjir kiriman akan terus berulang karena Indramayu bagian tengah tidak ada bendungan.

Banjir yang terjadi Kamis pagi di Kecamatan Terisi, Indramayu, Jawa Barat, mulai surut. Namun, 280 rumah di Desa Karangasem masih terendam air setinggi 50-70 cm.

Desa yang dihuni 500 penduduk itu paling rendah dan dekat dengan Sungai Cipanas. ”Butuh 2-3 hari untuk menyurutkan air di Desa Karangasem daripada tiga desa lain,” kata Anggi, anggota staf Kecamatan Terisi, Jumat (19/12) sore.

Dua jembatan yang sebelumnya terendam air Sungai Cipanas dan Cibelerang sudah dapat dilewati kendaraan.

Sementara itu, rob akibat air laut pasang di Desa Legonwetan dan Mayangan, Kecamatan Legonkulon, serta Desa Anggasari, Kecamatan Sukasari, Subang, yang terjadi pada Minggu lalu masih menggenangi rumah warga. Sedikitnya 256 rumah di Desa Legonwetan, 100 rumah di Desa Mayangan, 174 rumah di Desa Anggasari, serta 216 hektar tambak warga dan Perum Perhutani terendam air laut.

Kepala Desa Anggasari Taryono Dinata memperkirakan rob tetap terjadi hingga awal 2009 meski kecil. Untuk saat ini, kata Sekretaris Desa Legonwetan Entis Sutisna, warga terus meninggikan tanggul di tepi Sungai Cigadung untuk mengantisipasi rob susulan.

Di Kecamatan Terisi, menurut pengamat Pengairan Sumurwatu Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Indramayu, Slamet Setiadi, banjir kiriman dari Sumedang akan terus berulang karena Indramayu bagian tengah tidak memiliki bendungan.

Rob juga kembali melanda Kota Tegal, seperti Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat. Rob kali ini lebih parah daripada rob tahun lalu. Selain menggenangi jalan dan rumah penduduk, rob merendam sekolah dan perguruan tinggi.

Slamet (39), warga RT 10 RW 10, Kelurahan Mintaragen, mengatakan, rob mulai terjadi sejak Oktober dan makin parah beberapa hari terakhir. Rob berlangsung hampir setiap hari, pukul 04.00-06.00. Ketinggian rob di jalan 50 cm.

Air laut juga masuk ke rumah penduduk dan sejumlah sekolah, seperti SMU/SMK PGRI, SD Mintaragen, SD Mintaragen 7, serta Universitas Panca Sakti Tegal. ”Sedikitnya enam RT terendam rob,” kata Slamet.

Di Kabupaten Cirebon, 500 hektar sawah di Kecamatan Gegesik, Kapetakan, Panguragan, dan Suranenggala terendam air setinggi 30 cm. Sebagian besar tanaman padi berupa persemaian dan sebagian lain sudah ditanam.

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Cirebon, luas sawah yang kebanjiran mencapai 500 hektar. ”Curah hujan diperkirakan tinggi dan banjir masih terus mengancam,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Cirebon Ali Efendi.

Menurut dia, tahun ini petani menanam lebih cepat. Saat musim hujan mencapai puncaknya, tanaman sudah berusia lebih dari 15 hari. Meski kebanjiran, tanaman masih bisa bertahan lebih dari tiga hari. (THT/MKN/WIE/NIT)



Post Date : 20 Desember 2008