|
JAKARTA(SINDO) Banjir yang melanda DKI Jakarta sejak Jumat (1/2) lalu hingga kemarin ditaksir menyebabkan kerugian mencapai Rp10 miliar. Kerugian itu disebabkan infrastruktur dan fasilitas umum, seperti jalan dan taman, mengalami kerusakan. Selain itu, banjir menimbulkan korban jiwa. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, banjir yang terjadi di Jakarta diakibatkan tingginya curah hujan.Menurut dia, curah hujan yang turun saat ini mencapai 175315 mm di atas normal. Curah hujan meningkat tiga sampai enam kali lipat. Normalnya curah hujan hanya 50 mm, ujarnya di Balai Kota kemarin. Fauzi menjelaskan, tingginya curah hujan mengakibatkan luapan air di sejumlah kali,seperti kali Krukut,Angke Hulu, Mookevart, Manggarai, Karet,dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan genangan air di sejumlah wilayah di Jakarta terutama di Jakarta Barat dan Utara. Sementara itu,daerah aliran sungai (DAS) di kali Sunter dan Waduk Rio-Rio menyebabkan air di Kali Krukut yang membelah Jakarta meluap dan membanjiri sejumlah lokasi seperti Sudirman MH Thamrin, Bendungan Hilir, termasuk Tol Sedyatmo yang merupakan jalur akses utama menuju Bandara Soekarno- Hatta. Sebenarnya banjir dapat dicegah dengan pemanfaatan Waduk Pluit. Namun, karena terjadi sedimentasi dan banyaknya bangunan liar, kapasitasnya menjadi berkurang, jelasnya. Selain tingginya curah hujan, kata dia, banjir yang melanda disebabkan air laut pasang (rob) sehingga air yang mengalir dari 13 sungai yang membelah Jakarta tidak dapat dipompa dan dibuang ke laut. Tidak hanya itu, banyaknya sampah di sejumlah waduk juga menyebabkan pompa menjadi tidak maksimal. Air tidak bisa dipompa ke laut. Selain karena sedimentasi, juga karena sampah, tandasnya. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Wishnu Subagyo mengatakan, untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya akan menertibkan bangunan liar di Waduk Pluit termasuk merehab waduk tersebut sehingga daya resapan menjadi maksimal. Kami akan melakukan normalisasi waduk tersebut sehingga fungsinya menjadi maksimal,tuturnya. Saat disinggung mengenai banjir yang terjadi di Tol Sedyatmo, Wishnu mengaku, banjir yang terjadi di jalan tersebut akibat terjadi cekungan terendah di Km 2427,5 sehingga saat hujan turun,air dengan cepat menggenangi jalan tersebut. Untuk mengatasi hal itu, saat ini pihaknya telah mengoperasikan 10 pompa. Seluruh pompa tersebut sudah difungsikan, hanya saja belum maksimal, termasuk gardu yang ada di lokasi tersebut. Namun,dalam perkembangannya, gardu tersebut dijadikan tempat pemukiman liar. Terkait akses ke bandara, Wishnu mengatakan, para pengguna jalan yang akan menuju Bandara Soekarno- Hatta bisa menggunakan jalur alternatif, yakni melalui tol dalam kota. Kemudian,ke luar di Jalan Kamal Raya,lalu melewati Rawa Bokor. Selain itu, para pengendara bisa melalui Tomang, kemudian melintasi Kota Tangerang. Bahkan, bisa juga melalui Cengkareng, Kalideres, kemudian Pintu Air 10 Cisadane. Masyarakat juga bisa melalui Flyover Kamal Muara, Jakarta Barat,ucapnya. Menurut Wishnu,banjir di Jakarta Barat terjadi akibat adanya cekungan di Kalideres dan imbas dari Situ Cipondoh,Tangerang. Selain itu, banjir disebabkan meluapnya Kali Angke dan Mookervart. Dua kali itu sangat mempengaruhi terjadinya banjir di kawasan Cengkareng, Duri Kosambi,dan Semanan, paparnya. Di Jakarta Utara, banjir terjadi karena meluapnya Kali Pesanggarahan,Kali Angke Hulu, Cengkareng Drain, serta Kali Mati.Memang terjadi penyempitan. Maka itu,perlu kajian untuk membuat sodetan baru dari Barat menuju Utara,jelasnya. (sucipto) Post Date : 04 Februari 2008 |