Rp62 M buat Tangani Banjir

Sumber:Koran Sindo - 18 Desember 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SURABAYA (SINDO) Banjir yang terjadi tiap tahun di Surabaya tidak hanya merendam hampir seluruh kawasan kota, tetapi juga menguras dana APBD. Pada 2007, Pemkot Surabaya menganggarkan dana Rp62 miliar untuk membangun dan pemeliharaan sarana penanggulangan banjir.

Kepala Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Sri Mulyono mengatakan, dana penanggulangan banjir pada 2007 memang tidak berbeda pada 2006, yakni sekitar Rp62 miliar. Namun, Sri mengakui dana itu tidak bisa menjamin Surabaya bebas dari banjir. Paling-paling banjir hanya bisa teratasi sekitar 6%. Kalau kami mau jujur, anggaran sebesar itu masih kurang, katanya.

Sri menjelaskan, biaya itu hanya bisa mencakup beberapa kegiatan penanganan banjir, misalnya pemeliharaan dan pembangunan saluran air, pemeliharaan rumah pompa, normalisasi drainase, dan pengadaan rumah pompa di daerah Bozem, Wonorejo, yang dialokasikan Rp6 miliar. Pada 2006, kata dia, penanganan banjir masih terfokus di kawasan kota, seperti Jalan Indragiri, Jalan Kutai, dan Jalan Gunungsari.

Namun, pada 2007 nanti, dipastikan mengalami pergeseran ke kawasan Surabaya Barat, salah satunya diperuntukkan pada pembuangan saluran air tembus laut di Sememi, Benowo. Penanganan banjir yang kami terapkan lebih pada faktor pemerataan, tidak selalu di kawasan Surabaya pusat saja. Saya kira di pinggiran-pinggiran juga harus diperhatikan, tambahnya.

Ditanya apakah anggaran yang diajukan tidak terlalu besar, Sri menjelaskan bahwa jumlah anggaran tersebut masih jauh dari cukup. Keputusan dianggarkan Rp62 miliar itu, kata dia, lebih dikarenakan keterbatasan anggaran Surabaya. Dana di APBD harus dibagi dengan pos anggaran lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.

Kalau membangun seluruh sarana infrastruktur untuk penanganan banjir, dana sebesar itu masih kurang. Kalaupun dipaksakan, bisa-bisa pos anggaran lain berkurang, ungkapnya. Sri mengemukakan, anggaran mengantisipasi banjir memang harus besar karena digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang menyerap biaya besar, seperti pembangunan sarana saluran drainase.

Pembangunan ini harus mengubah struktur saluran dari saluran irigasi yang ada hingga ke saluran baru drainase. Sri melanjutkan, untuk pencegahan banjir, pemkot telah mempersiapkan beberapa langkah baru, antara lain terus memelihara gorong-gorong dan membangun saluran yang tembus ke beberapa saluran primer ke laut serta pemeliharaan dan perawatan 30 rumah pompa.

Tapi, kami juga masih memerlukan partisipasi dari warga kota dalam menangani banjir. Minimal, jangan membuang sampah di selokan, tegasnya. Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Salman Faris mengatakan bahwa anggaran dana penanggulangan banjir tergolong cukup besar jika dibandingkan anggaran lain, seperti pendidikan dan kesehatan. Dia berharap, dana yang didapat sebanding dengan kerja nyata dalam penanggulangan banjir.

Banjir merupakan problem kota yang harus diseriusi. Seharusnya, pemkot tidak berpatok pada anggaran yang ada dan harus punya inisiatif agar Surabaya bebas banjir, terangnya. Dia juga akan terus melakukan kontrol terhadap penggunaan dana sebesar Rp62 miliar, apakah betul-betul diserap apa tidak. Kami komitmen untuk jemput bola, minimal memantau seberapa jauh pemanfaatan dana itu, tambahnya. (subairi)



Post Date : 18 Desember 2006