|
SEMARANG- Investor dari Jakarta, PT Narpati Agung Karya Persada, menyiapkan investasi lebih dari Rp 122 miliar untuk membangun Unit Pabrik Pengolahan Sampah Organik (UPPSO). Pabrik itu akan dibangun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, yang terletak di Kecamatan Ngaliyan. Direncanakan, dari pengolahan sampah itu akan dihasilkan pupuk organik untuk keperluan ekspor. Demikian paparan yang disampaikan PT Narpati, di hadapan Wakil Wali Kota Mahfudz Ali di Ruang Rapat Wali Kota, Rabu (26/4). Paparan itu dihadiri oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Pemberdayaan BUMD, dan Aset (BKPM, PB, dan A) Kota Semarang Pandu Susilo, Kepala Dinas Kebersihan Cahyo Bintarum, serta unsur Bappeda dan DPKD. Sementara dari Narpati, hadir Dirut Ismawan Haryono, Perwakilan International Bio Recovery (IBR) Asia Richard Lim, Perwakilan PT Narpati Semarang Djoko Murwienanto, serta tim konsultan. Pada kesempatan itu dipaparkan hasil studi kelayakan pendirian UPPSO di TPA Jatibarang. Pengolah sampah itu menggunakan teknologi Eatad-IBR dari Kanada, yang memiliki kelebihan dari sisi nihil residu (zero waste). Dengan sistem itu, akan dihasilkan pupuk padat dan cair dengan kualitas ekspor, yang akan ditampung sepenuhnya oleh pihak IBR. ''Dari hasil feasibility study (studi kelayakan-Red) yang kami lakukan, UPPSO layak dibangun di TPA Jatibarang. Pasokan bahan baku berupa sampah memungkinkan pengolah sampah itu dibangun,'' kata Jodi Santoso Dipl Ing, konsultan studi kelayakan. Bahan Baku Dia menjelaskan, kelayakan itu dipengaruhi oleh dukungan Pemkot, ketersediaan bahan baku, serta lokasi yang memungkinkan. Setiap hari, produksi sampah di Kota Semarang mencapai 1.100 ton atau 3.500 m3, sedangkan volume pembuangan di TPA Jatibarang mencapai 500 ton atau 1.500 m3. Sementara kebutuhan bahan baku untuk UPPSO 220 ton sampah organik. ''Jumlah itu setara dengan 265 ton atau 825 m3 sampah campuran. Jika volume sampah yang masuk TPA Jatibarang stabil, saya kira tak ada persoalan untuk produksi UPPSO,'' katanya. Selain itu, teknologi Eatad-IBR memiliki sejumlah keunggulan, yakni ramah lingkungan, kemudahan operasional, serta jaminan teknologi. Hasil berupa pupuk organik akan diambil sepenuhnya oleh IBR dengan mekanisme off take agreement. (H9-62) Post Date : 27 April 2006 |