|
SEMARANG- Untuk mengatasi banjir di Semarang, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan memperbaiki satu subsistem secara menyeluruh. Yakni, subsistem Sungai Banjirkanal Barat. Proyek yang dimulai tahun 2009 hingga tahun 2013 ini menelan dana sekitar Rp 1,7 triliun. Hal itu dikemukakan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juwana Hartanto, di sela-sela kunjungan kerja Komisi V DPR ke kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng, kemarin. Menurutnya, disamping dilakukan normalisasi Sungai Banjirkanal Barat dan Kaligarang, di atasnya juga akan dibangun Waduk Jatibarang. ’’Fungsi waduk itu, selain untuk pengendalian banjir juga penyedia air baku (air minum) wilayah Semarang Barat, sebanyak sekitar satu meter kubik/ detik. Selain yang eksiting sudah terpasang dengan kapasitas satu meter kubik/ detik. Jadi total untuk air minum itu sebanyak dua meter kubik/ detik,’’ katanya. Dia mengatakan, normalisasi sungai itu sepanjang 9,8 km, dimulai dari pertemuan Kaligarang dengan Kali Kreo ke hilir sampai muara Banjirkanal Barat. Hasil galian dari normalisasi itu akan di tempatkan sebelah kanan muara. Di tempat tersebut akan dibangun tempat penampungan hasil galian. ’’Diperkirakan hasil galiannya mencapai satu juta meter kubik,’’ jelasnya. Disamping itu, kata dia, pihaknya juga akan menangani sistem drainase kota, yakni Kali Semarang, Kali Baru, dan Kali Asin yang merupakan satu sistem dengan Banjirkanal Barat. Di tempat tersebut akan dibangun tempat penampungan air seluas 8 hektare. Air dari tiga kali tersebut ditampung di tempat tersebut, lokasinya berada di dekat penampungan hasil galian, tepatnya di mulutnya Kali Semarang. ’’Tempat penampungan air itu akan dilengkapi pompa berfungsi memompa air ke laut. Jadi, meskipun air laut tinggi, sedangkan air hujan tertampung di tempat tersebut akan terus dipompa,’’ katanya. Dra Sri Yuwanti MA MPD, Kepala Dinas Cipta Karya Provinsi Jateng mengatakan, untuk mengatasi banjir di Semarang itu pihaknya hanya menangani satu komponen saja. Provinsi membantu pompa air di beberapa sungai kecil. ’’Kami hanya masuk dalam perbaikan saluran-saluran perkotaan,’’ jelasnya. Dia mengatakan, diharapkan segala macam teori dan usaha itu bisa mengatasi banjir di Semarang. ’’Namun, Pemerintah Daerah tidak bisa melakukan apapun jika masyarakat tidak nyengkuyung. Sebab, hal itu merupakan kepentingan bersama,’’ terangnya. (H3-56) Post Date : 11 Maret 2009 |