|
Jakarta, Kompas - Banjir rob masih terus terjadi dan menggenangi sejumlah ruas jalan dan merendam permukiman di Jakarta Utara, sejak Sabtu hingga Minggu (27/11). Sejumlah warga di Kamal Muara, Penjaringan, bahkan sempat mengungsi ke balai warga karena ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Jalan RE Martadinata juga tergenang rob sepanjang 150 meter sehingga menghambat arus kendaraan. Banjir rob ini disebabkan pasang air laut di sepanjang pantai Jakarta dan mendesak arus sungai berbalik arah ke hulu. Terpantau pada alat pengukur permukaan air laut di Pelabuhan Tanjung Priok, air laut naik dari biasanya 1,8 meter menjadi 2,28 meter. Pada Jumat (25/11), banjir rob juga merendam hampir separuh areal kompleks perumahan elite di Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan. Tak ada korban jiwa akibat kejadian itu, tetapi menghambat aktivitas warga karena sebagian besar jaringan listrik dan air di kompleks itu mati. Banjir rob yang terjadi di Kamal Muara juga merendam hampir separuh permukiman di kelurahan itu sejak Sabtu kemarin. Setidaknya ada 4.000 jiwa yang rumahnya terendam banjir rob, yaitu di RW 1 dan RW 4. Permukiman yang berada di atas jalan digenangi rob sedalam 20 sentimeter, sementara genangan rob pada permukiman di bawah jalan yang ada di daerah pantai mencapai kedalaman 60 sentimeter. Lurah Kamal Muara Tri Subaktyo mengatakan, ada 30 anak yang diungsikan di balai warga pada Sabtu malam saat banjir rob terjadi. Namun, pada Minggu siang, mereka telah kembali ke rumah masing-masing karena banjir telah surut. ”Secara swadaya, warga membuat nasi bungkus membantu warga yang rumahnya terendam rob. Sementara untuk kebutuhan air bersih dipenuhi dari bantuan pihak swasta,” ujarnya. Di Tanjung Priok, Kali Ancol dan Kali Sentiong juga meluap akibat pasang air laut. Akibatnya, air di kedua sungai itu meluber dan menyebabkan banjir rob sehingga menggenangi Jalan RE Martadinata sepanjang 150 meter dan Jalan Danau Sunter Barat sepanjang 200 meter. Permukiman di bantaran Kali Sentiong, Kelurahan Sunter Agung, juga sempat tergenang banjir rob pada Sabtu kemarin. Menurut salah seorang warga setempat, Nina (32), banjir rob pada hari itu menggenangi rumahnya sedalam 10 sentimeter, sedangkan genangan di jalan setinggi 20 sentimeter. ”Minggu pagi, permukaan Kali Sentiong naik lagi, tetapi luapannya hanya menggenangi jalan,” ucapnya. Penanggulangan teknis Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Rifig Abdullah mengatakan, tak ada yang dilakukan secara teknis oleh pihaknya untuk mengendalikan banjir rob selain diserahkan pada pasang surut air laut. Tindakan teknis baru akan diambil kalau ada jalan yang ambles atau talut sungai ambrol. Menurut Rifig, proyek pengendalian banjir rob pada tanggul laut di Kamal Muara dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI. Peninggian dan penguatan talut Kali Ancol juga sedang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. ”Hanya Kali Sentiong yang belum mendapatkan sentuhan untuk peninggian talut,” katanya. Sementara itu, pengendalian banjir rob di kompleks elit Pantai Mutiara diserahkan sepenuhnya kepada pengembang. Saat ini pengembang telah membendung tanggul laut di sekitar kompleks dengan karung-karung pasir. Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Edvin Aldrian memperkirakan, pasang air laut masih akan terjadi selama sepekan ini. Di tengah laut juga sedang terjadi angin kencang dengan kecepatan 30 knot per jam akibat pengaruh angin timur. Dalam kondisi normal, kecepatan angin di laut hanya 15 knot per jam. Menurut ahli oseanografi Institut Pertanian Bogor, Mulia Purba, banjir rob terjadi secara luas juga karena berkurangnya daya resap tanah akibat terlalu banyak bangunan gedung dan hunian. ”Banjir rob sulit surut karena tak ada tanah yang bisa meresapnya,” ujarnya. (MDN) Post Date : 28 November 2011 |