Rob Terjang Puluhan Rumah

Sumber:Pikiran Rakyat - 05 Juni 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KARAWANG, (PR).- Puluhan rumah warga Dusun Sukajadi, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang diterjang limpasan pasang air laut (banjir rob) selama empat hari terakhir ini. Limpasan air laut tersebut datang dua kali dalam sehari. Akibat terjangan limpasan air laut itu, puluhan warga setempat terutama yang tempat tinggalnya berbatasan dengan pantai terpaksa tidak melaut.

Ratmi (30) warga RT 02 RW 04 Dusun Sukajadi, Desa Pusakajaya Utara, Kec. Cilebar, menyebutkan limpasan air laut merendam rumahnya dengan ketinggian 20 sentimeter. Air tersebut mulai naik dan masuk ke dalam rumah pada Rabu (3/6) sekitar pukul 20.00 WIB.

Selama dua jam, menurut dia, limpasan air yang masuk itu langsung merendam rumahnya dan beberapa rumah di dusun tersebut. Karena air yang masuk terus meninggi, Ratmi bersama keluarganya terpaksa baru bisa tidur setelah air itu mulai menyurut.

"Air baru surut sekitar dua jam kemudian setelah air pasang laut mereda," ucapnya saat ditemui Kamis (4/6).

Sejumlah warga dusun setempat mengaku selalu khawatir setiap limpasan air pasang itu masuk ke tempat tinggal mereka. Selain itu, jika banjir, warga kerepotan membereskan isi rumah. Pasalnya, belum selesai mengeringkan perabotan yang terendam, limpasan pasang air laut terjadi lagi pada malam hari, dan merendam kembali perabotan rumah.

Kondisi itu diakui Ratmi terjadi lagi pada Kamis (4/6). Rumahnya terendam lagi setinggi 30 sentimeter karena limpasan pasang air laut kembali menerjang pada pukul 10.00 WIB. Limpasan air yang merendam rumahnya tersebut baru mulai surut sekitar pukul 13.00 WIB.

Tidak melaut


Selain Ratmi dan beberapa warga dusun, puluhan nelayan di wilayah tersebut banyak yang memutuskan untuk berhenti sementara melaut. Mereka memilih memperbaiki rumahnya.

Hal itu seperti diakui Anwar (65) nelayan setempat, yang terpaksa tidak melaut sejak empat hari terakhir. Agar rumahnya tidak terendam, dia juga memasang tanggul dari karung yang berisi pasir di sekitar rumahnya.

"Kalau enggak memasang tanggul di depan rumah, air pasti mudah masuk ke dalam rumah. Selain itu, kalau tidak ditutup tanggul dan air terus dibiarkan masuk, lama-lama bisa hancur rumah saya," kata Anwar.

Kepala Desa Pusakajaya Utara, Warman Abdurahman menyebutkan jumlah rumah yang rusak karena limpasan air pasang itu belum terinventarisasi. Dia juga mengatakan belum ada rumah yang roboh akibat limpasan. Namun, ia mengimbau warga untuk membuat tanggul dari karung yang berisi pasir di sekitar rumah agar air tidak masuk ke rumah.

Selain itu, Warman mengatakan jalan penghubung wilayah Sungai Buntu dan Cipucuk yang panjangnya lebih dari 200 meter rusak berat akibat seringnya diterjang limpasan air pasang.

Beberapa kali perbaikan pun, menurut dia, tampaknya sia-sia karena selalu hancur oleh air pasang laut. Yang paling dikhawatirkan, banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh terutama di malam hari karena buruknya kondisi jalan yang tergerus air pasang.

Warman berharap jalan itu diperbaiki dengan cara dicor agar tahan lama dan kuat dihantam air pasang. Dengan demikian tidak akan ada lagi pengendara sepeda motor yang terluka. (A-153)



Post Date : 05 Juni 2009