SUBANG, (PR).- Banjir air pasang laut (rob) setinggi sekitar 80 cm secara mendadak menerjang sedikitnya 500 rumah dan 400 hektare lahan tambak, di Desa Mayangan dan Legon Wetan Kec. Legon Kulon, Kab. Su-bang, Senin (11/5) lalu, sekitar pukul 22.00 WIB.
Akibat peristiwa tersebut, warga setempat berhamburan untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Sementara itu, ribuan ton ikan bandeng dan udang hanyut terbawa banjir, sehingga menimbulkan kerugian sekitar Rp 1,1 miliar.
"Daerah kami memang kerap dilanda banjir rob. Akan tetapi, banjir kemarin datang secara tiba-tiba, sehingga masyarakat di sini menjadi panik," ujar salah seorang warga Desa Mayangan, Otong Mujahidin, ketika dihubungi, Selasa (12/5).
Menurut dia, banjir rob yang melanda Mayangan dan Legon Wetan sebenarnya hanya berlangsung dua puluh menit. Namun banjir tersebut telah menimbulkan ombak setinggi empat meter pada permukaan laut dan imbasnya air laut luber ke pemukiman warga hingga 1 kilometer dari bibir pantai.
Selain itu, banjir rob telah menenggelamkan tanggul pematang tambak, sehingga menghanyutkan ikan peliharaan. "Genangan air muncul secara tiba-tiba. Saat itu juga warga langsung menyelamatkan diri sambil membawa barang-barang seadanya," ujar Kepala Desa Legon Wetan, Otong Dulzaim.
Menurut dia, awalnya warga mengira akan terjadi bencana tsunami. Namun mereka menjadi tenang, setelah dua puluh menit air laut kembali surut.
Dikatakan, bencana banjir rob itu didahului oleh hujan deras yang mengguyur kawasan Legon Kulon sejak pukul 11.00 WIB hingga Senin petang. Saat itu hampir semua warga berteduh di rumahnya masing-masing. Namun setelah hari menjelang malam, tiba-tiba rumah mereka digenangi rob.
Akibat hal itu, warga yang sebagian sudah terlelap tidur bergegas meninggalkan rumah. Mereka kemudian menuju ke arah tanggul kali Mayangan agar terhindar dari genangan banjir. "Setelah, rob surut, sebagian warga memeriksa tambak mereka. Ternyata, sebagian ikan peliharaan diketahui ikut hanyut terbawa air laut," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cab. Subang, H. Maman S. yang dihubungi terpisah mengatakan banjir rob yang terjadi Senin malam lalu, di luar dugaan mereka. Sebab, biasanya pada bulan Mei hingga Juli jarang terjadi rob besar hingga menenggelamkan tambak dan menggenangi rumah warga. (A-106)
Post Date : 13 Mei 2009
|