Rob Terjang 450 Ha Tambak, Petani Rugi Ratusan Juta Rupiah

Sumber:Suara Merdeka - 20 Juli 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BREBES - Tambak seluas 450 hektare (ha) di Desa Randusangan Kulon, Kecamatan/ Kabupaten Brebes diterjang rob, kemarin. Terjangan air laut pasang itu menyebabkan tambak yang digunakan untuk budidaya rumput laut rusak parah. Warga diperkirakaan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat bencana tersebut.

Selain itu, rob juga mengenangi puluhan rumah warga dan jalan utama menuju objek wisata Pantai Randusangan Indah (Parin). Bahkan, objek wisata itu juga ikut terendam hingga membuat aktivitas pengunjung nyaris lumpuh. Sejumlah pedagang terpaksa membuat tanggul di sekeliling warungnya agar terhindar dari genangan rob.

Ridwan (50), warga Desa Randusanga Kulon menuturkan, rob sudah menerjang desanya sejak empat hari lalu. Air pasang mulai mengenangi pemukiman penduduk sekitar pukul 11.00, rob itu masuk melalui alur Sungai Sigeleng. Semakin sore genangan rom semakin tinggi, dan puncaknya terjadi sekitar pukul 15.00. "Di dalam rumah tinggi air sekitar 5 sentimeter. Sedangkan di jalan mencapai 10 - 30 sentimeter," tuturnya.

Mengganggu Menurut dia, terjangan rob itu dirasakan sangat menganggu aktivitas warga.  Bahkan, pengunjung Parin juga ikut merasakan. Sebab, mereka kesulitan menuju objek wisata. "Ini memang sedang musimnya rob. Selain terganggu kami juga rugi karena tambaknya rusak," katanya.

Kades Randusanga Kulon, Akhmad Zaeni mengatakan, dari hasil pendataan pihak desa, total tambak yang diterjang rob seluar 450 ha. Selain merusak isi tambak yang mayoritas untuk budidaya rumput lain, rob juga merusak tanggul dan jembatan di jalan tambak. Total tanggul tambak yang rusak tersebar di 200 ha. Akibatnya, petambak kesulitan membawa hasil panennya.

"Rob ini membuat warga yang panen rumput laut harus menempuh jalur memutar, karena tanggul yang biasa dipakai jalan rusak. Ini menyebabkan petambak harus mengeluarkan biaya tambahan," ujarnya.

Menurut dia, rob kali ini lebih besar dibanding sebelumnya pada Juni lalu. Rob yang terjadi itu tak hanya masuk melalui alur sungai dan saluran tambak, tetapi juga melalui daerah pesisir yang belum dipasangi penahan gelombang.

Ada sekitar 200 meter pesisir yang belum dipasang penahan gelombang. Karena itu, warga sangat berharap proyek tersebut bisa dilanjutkan. "Kami dari desa sudah mengusulkan ke instansi terkait, tapi sampai kini belum terealisasi. Bila itu terwujud, terjangan rob tidak akan parah," tandasnya. (H38-45)



Post Date : 20 Juli 2010