|
[JAKARTA] Air pasang (rob) di Muara Baru, Jakarta Utara masih terus berlangsung hingga Senin (17/12) pukul 09.00 WIB dengan ketinggian sekitar enam sentimeter. Ketinggian air pasang ini biasanya meningkat menjelang siang hari. Air laut pasang yang sebelumnya terjadi pada malam hari, sekarang berganti menjadi siang hari. Sementara itu, bantuan terhadap warga korban banjir rob mulai berdatangan. Sekretaris RW 17, Muara Baru, M Irfan kepada SP, Senin (17/12) mengatakan, bantuan ini datang dari berbagai pihak baik perorangan maupun instansi pemerintah dan swasta. Dengan demikian, pemerataan distribusi bantuan kepada para warga yang terkena banjir rob ini mulai bisa teratasi. Sementara itu, menghadapi air laut pasang (rob) tinggi yang oleh para pakar diprediksi terjadi pada 23 Desember 2007, serta bencana banjir di musim hujan maka pihak Rumah Sakit Atma Jaya (RSAJ) Pluit sudah melakukan beberapa persiapan. Rizka Selvianti, yang bertugas di bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menyatakan, jika 20 tempat tidur di Unit Gawat Darurat (UGD) sudah penuh maka akan dinyatakan sebagai bahaya bencana. Jika hal itu terjadi, unit Jaya Saputra RSAJ yang terletak di lantai dua akan digunakan sebagai tempat merawat pasien atau korban bencana. Selain itu, sebagai tindakan antisipasi mereka telah menyediakan satu buah perahu karet. Begitu juga dengan infus dan obat-obatan yang telah dipesan sebelumnya karena tidak dapat menduga hal yang akan terjadi. Untuk masalah tenaga medis, jika jumlah pasien meningkat maka pihak RSAJ akan menarik perawat dari unit lain. Antisipasi Banjir Di sisi lain, Rumah Sakit (RS) akan menyiapkan berbagai upaya untuk memberikan pelayanan medis bagi para pasien korban banjir jika benar banjir akan melanda Jakarta menyusul kebijakan Pemprov DKI yang menyatakan semua RS harus siap menjadi RS rujukan para korban banjir. Informasi yang diperoleh, Pemprov DKI menyatakan bahwa semua RS di Jakarta harus menjadi rujukan bagi para pasien korban banjir. Beberapa RS tersebut adalah RSU Pusat meliputi RSCM, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Harapan Kita, RSPI Sulianti Saroso.RSU Daerah meliputi, RS Pasar Rebo, RS Koja, RS Budhi Asih, RS Cengkareng, dan RS Tarakan. RSU Pemerintah TNI/ POLRI meliputi RSPAD Gatot Subroto, RSPAU Halim Perdanakusuma, RSAL Mintohardjo, RS Polsus Sukamto, RS Marinir Cilandak, RS Moh. Ridwan Meuraksa, dan RS Kesdam Jaya Cijantung. "Seperti pada tahun lalu, RSCM memang menjadi RS rujukan korban banjir," kata Kepala Humas RSCM Poniwati, kepada SP, di Jakarta, Jumat (14/12). Poniwati menuturkan, RSCM akan membuka sejumlah posko di wilayah terdekat. "Posko-posko itu akan memiliki sarana dan prasarana yang baik. Para dokter akan dibantu para mahasiswa kedokteran," katanya. Poniwati mengemukakan, korban banjir biasanya tidak hanya terserang penyakit, namun ada juga yang mengalami gangguan psikis. "Karena itu, jika ada korban banjir yang mengalami trauma psikis, kami juga menyediakan ahli-ahli kejiwaan. Begitu pula, jika ada korban yang terluka atau patah, maka kami juga menyediakan dokter ahli bedah," katanya. Di tempat terpisah, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyiagakan tim khusus untuk mengantisipasi masalah kesehatan yang muncul bila bencana banjir melanda. "Melalui Komite Penanggulangan Bencana IDI, kami sudah melakukan koordinasi dengan 363 cabang IDI di wilayah untuk menyiapkan tenaga dokter dan sumber daya yang dibutuhkan," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB IDI, Zaenal Abidin.PB IDI, menurutnya, juga merekrut relawan medis dan non medis serta membekali mereka dengan keahlian yang dibutuhkan untuk membantu penanganan bencana, termasuk bencana banjir. "Yang kita siapkan adalah tenaga-tenaga yang siap memberikan pelayanan dalam kondisi apa pun. Karena itu yang dibutuhkan dalam kondisi yang serba darurat saat ada bencana. Minggu kemarin, kami sudah melakukan training antisipasi banjir," ujarnya.[SYH/W-12] Post Date : 17 Desember 2007 |