|
SUBANG, (PR).- Gelombang pasang atau rob Laut Jawa, Rabu (7/5) dini hari, kembali merendam perkampungan di pesisir utara Kab. Subang, tepatnya di wilayah dua desa di Kec. Legon Kulon, Subang. Akibatnya, sekitar 413 rumah di Desa Mayangan dan Desa Legon Wetan terendam dengan ketinggian 1 meter. Tidak hanya itu, munculnya rob mengakibatkan jalur transportasi terputus. Lalu, sejumlah empang ikan bandeng jebol dan puluhan hektare sawah ikut terendam. "Kami sempat kaget karena sudah 5 bulan tidak pernah ada limpasan air laut. Namun, tiba-tiba saja sejak malam, air terus meninggi sehingga banyak warga mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Aang. Melihat kenyataan itu, Aang yang juga bertugas di Puskesmas Pembantu Legon Kulon, langsung memberitahukan kejadian itu kepada aparat lainnya, termasuk Mapolsek Pamanukan. Bahkan, dia bersama aparat desa dan anggota Polairud melakukan penelusuran. "Beruntung warga sudah siaga dan untuk sementara tidak ditemukan korban jiwa atau yang terkena penyakit," ujar Aang. Kapolsek Pamanukan, AKP H. Sunaryo, mengaku langsung meluncur ke lokasi begitu mendapat laporan adanya rob. "Semalam kami pun melakukan pemantauan dan mengimbau kepada warga untuk tidak panik karena air muncul tidak langsung membesar," katanya. Demikian pula dikatakan Kepala Desa Mayangan, Kusnafi dan Kepala Desa Legon Wetan, Otong Duljain yang dihubungi secara terpisah. Keduanya mengaku sempat kaget dan segera memerintahkan warga yang rutin terkena musibah itu untuk menyelamatkan diri dan membawa barang ke tempat yang aman. Kurang sempurna Sejumlah warga berharap pemerintah daerah segera memberikan bantuan pangan karena biasanya rob muncul selalu berkepanjangan. Meskipun projek pembuatan lining di sepanjang Kali Mayangan sebagai salah satu upaya meminimalisasi banjir telah selesai. Namun pada kenyataannya, keberadaannya tidak berpengaruh karena air laut tetap limpas menggenangi perkampungan warga. Sekretaris Kec. Legon Kulon, Drs. Sudjadi membenarkan bila projek yang berasal dari Pemprov Jabar tersebut kurang sempurna. "Entahlah, yang jelas air tetap masuk ke perkampungan Mayangan dan Legon Wetan karena ketinggian lining mungkin sejajar dengan jalan," ungkapnya. Mengenai rob, pihaknya sudah melaporkan kejadian itu ke Pemkab Subang guna mengantipasi bencana susulan. "Air bersih juga sangat dibutuhkan selain makanan," kata Sudjadi. Dia menyebutkan, ancaman banjir gelombang pasang Laut Jawa tampaknya masih akan terus kembali menghantui warga Desa Legon Wetan dan Mayangan. Alasannya, sehari sebelumnya juga muncul meski hanya setinggi 40 sentimeter. Namun pada hari berikutnya, puncak ketinggian air mencapai 80-100 sentimeter dan lebih tinggi dibanding peristiwa yang sama pada pertengahan Desember 2007. (B.76) Post Date : 08 Mei 2008 |