Rob Merendam 400 Rumah

Sumber:Pikiran Rakyat - 05 Juni 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BEKASI, (PR).-Sekitar 400 rumah di kawasan Pantai Muara Tawar Kec. Tarumajaya Kab. Bekasi, terendam limpasan gelombang pasang atau rob, Rabu (4/6) kemarin. Selain itu, ketinggian air yang mencapai 50 sentimeter itu juga merendam areal tambak ikan bandeng dan udang milik warga seluas 200 hektare.

Menurut Eko (31) nelayan Kampung Paljaya Desa Segarajaya Kec. Tarumajaya Kab. Bekasi, air pasang mencapai daratan sejauh 2-3 kilometer dari bibir pantai. "Tadi juga air pasang mulai naik sekitar pukul 11.00 WIB," ucapnya.

Nelayan lainnya, Mastullah (31) menyebutkan, air limpasan itu selain merendam rumahnya, juga merendam berbagai perabotan di dalamnya, seperti kursi dan bagian bawah kulkas. Bahkan, ia terpaksa merelakan 5,5 hektare tambak miliknya akibat terkena limpasan air pasang. Di mana sekitar 2.000 bibit ikan bandeng di dalamnya ikut tergerus.

Camat Tarumajaya Effendi menyebutkan, Desa Segarajaya merupakan titik terparah akibat limpasan air laut di antara dua desa lainnya yang letaknya berdekatan dengan pantai, yakni Desa Samuderajaya dan Desa Pantai Makmur.

Limpasan air pasang itu, lanjut Effendi, telah terjadi sejak Senin (2/6). Air masuk ke rumah warga dengan ketinggian 40 sentimeter sekitar pukul 21.00-23.00 WIB. "Namun, tidak lama kemudian air surut," katanya.

Namun demikian, lanjut Effendi, kejadian itu bagi warga desa setempat merupakan hal yang biasa. Aktivitas perekonomian pun tidak terganggu.

Effendi menyebutkan nelayan masih melaut meski ada peringatan fenomena rob. Ia juga mengaku telah menyosialisasikan mengenai kemungkinan datangnya gelombang pasang dengan ketinggian air lebih dari yang sekarang terjadi.

Bahkan, ia telah menyiapkan segala bentuk keperluan untuk mengungsi. Warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan pun membantu petugas dalam menyiapkan evakuasi, karena hampir setiap rumah memiliki perahu.

Menurut Effendi, setiap tahunnya banjir di wilayahnya disebabkan limpasan air pasang karena daerah tersebut tidak memiliki tanggul. "Tanggul hanya ada di bagian barat, yakni di Jakarta Timur. Jadi, banjir di sini murni karena limpasan air pasang," ucapnya. (A-153)



Post Date : 05 Juni 2008