|
SEMARANG-Banjir yang terjadi di sejumlah tempat, Rabu (30/1) malam, tidak hanya disebabkan oleh hujan lebat di kawasan Semarang atas dan Ungaran. Limpasan air rob dari Laut Jawa, memberikan andil yang cukup besar pada tingginya genangan. Rob dengan intensitas yang cukup tinggi, membuat banjir di kawasan Semarang bawah kian parah. Hal itu disampaikan Kasubdin Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Ir Fauzi MT, Kamis (31/1). Dikatakan, sumber genangan air tidak hanya dari hujan. ''Air rob yang melimpas dari arah laut sulit dikendalikan sehingga permukaan air sungai kian meninggi,'' katanya. Dia menampik anggapan, meluasnya genangan rob itu terjadi karena rusaknya salah satu pompa air yang ada di Bulu Drain, pinggir Sungai Banjirkanal Barat. Dampak dari kerusakan itu tidak terlalu signifikan. Pasalnya satu pompa lain yang juga ada di tempat itu masih bisa berfungsi baik. Warga Poncowolo Terpisah, warga Poncowolo, Kelurahan Pendrikan Lor, Kecamatan Semarang Utara menduga, banjir yang terjadi di perkampungan mereka disebabkan oleh pintu air yang rusak. Akibatnya, elevasi Sungai Banjirkanal Barat yang cukup tinggi, masuk ke perkampungan melewati saluran yang pintunya rusak itu. ''Air masuk lewat saluran di samping jembatan Banjirkanal Barat, yang tembus hingga Apotek Menumbing, Indraprasta, masuk ke Poncowolo,'' ujar Haryanto, salah seorang warga Poncowolo. Pantauan Suara Merdeka, banjir yang terjadi malam itu, juga menggenangi sejumlah ruas jalan protokol. Luapan Kali Garang membuat ruas Jl Kelud Raya, antara kampus Unnes lama dan pertigaan Tumpang ditutup sementara. Para pengendara dialihkan melalui wilayah Kelurahan Petompon yang relatif lebih tinggi. Di wilayah utara Semarang genangan air nampak meluas. Salah satu titik pantauan Suara Merdeka di Jl Arteri Yos Sudarso memperlihatkan hal itu. Tidak hanya sekitar pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas, genangan rob juga ada di titik dekat GOR Yadora. Sementara itu, Sururi, warga RT 1 RW 1 Mangunharjo Tugu mengatakan, hujan deras mengakibatkan banjir di tambak-tambak. Petani tambak pun cemas karena tidak berani menyebar benih ikan. Akhirnya tambak pun dibiarkan saja sehingga mereka kehilang pendapatan. Selama ini petani tambak Mangunharjo memanfaatkan lahan untuk produksi bandeng. Sementara itu jalan lingkungan yang rusak juga menjadi semakin becek, meski banjir tidak sampai menggenanginya. ''Kalau melihat muka air Kali Bringin memang tidak terlampau tinggi. Namun aliran air masuk ke tambak-tambak,'' katanya. Penyempitan Terpisah, Pengurus Paguyuban Pengendali dan Penanggulangan Air Pasang Panggung Lor (P5L), Achmad Buhari Saleh mengatakan, kekhawatiran ancaman banjir di lingkungannya muncul karena muara Kali Banjirkanal Barat ada penyempitan. Hal itu terjadi karena di muara dibuat tanggul-tanggul untuk tambak sehingga mengakibatkan aliran air terhambat. Apabila aliran air deras dari hulu maka dimungkinkan air melimpas ke wilayah hilir, yang lahannya lebih rendah. ''Kalau penyempitan muara itu tidak diatasi maka sama saja bekerja tanpa hasil,'' katanya. Terkait itu, Fauzi mengatakan, keberadaan pompa air lebih berfungsi untuk pengendalian air sungai yang membeludak, bukan rob dari laut. ''Satu pompa di tempat itu sudah mencukupi. Jadi kerusakan pada satu unit pompa masih bisa diatasi dengan pompa yang lain,'' katanya. (H9,H22-41) Post Date : 01 Februari 2008 |