|
Jakarta, Kompas - Meluapnya air laut ke darat karena laut pasang atau rob melanda dua kelurahan di Kecamatan Penjaringan. Rob yang sudah berlangsung hampir sepekan di Kelurahan Penjaringan dan Kamal belum jelas kapan berakhirnya karena pembangunan tanggul secara swadaya berhenti di tengah jalan. ”Sebenarnya ada satu kelurahan lagi yang rutin dilanda rob, yaitu Kelurahan Pluit. Tetapi, belakangan warga di sana yang relatif mampu, bisa berswadaya membangun tanggul. Dengan demikian, sekarang kelurahan tersebut tidak lagi dilanda rob,” tutur Camat Penjaringan Syahril Suwarno, Senin (17/11). Berbeda dengan warga di Kelurahan Penjaringan dan Kelurahan Kamal. Warga di kedua kelurahan ini sebagian besar berpenghasilan rendah. Karena itu, pembangunan tanggul yang dilakukan secara swadaya tersendat-sendat. Di Kelurahan Penjaringan, dari 1.500 meter wilayah yang harus ditanggul, baru 500 meter yang sudah ditanggul. Sampai pukul 14.00 kemarin, air laut di jalan masuk menuju Pelabuhan Ikan Samudera Nizan Azahra, Jakut, yaitu Jalan Raya Muara Baru, kondisinya masih setinggi 50 sentimeter. Kendaraan yang bisa melintas hanya becak, sepeda, dan truk-truk peti kemas. Warga di sekitar Jalan Raya Muara Baru menganggap rob sebagai hal biasa. Mereka baru mengungsi kalau air di rumah mereka sudah sepinggan orang dewasa. Paling parah Rob di kawasan Kelurahan Penjaringan ini merendam warga di RT 15-20 RW 1. ”Rob di RW 1 memang paling parah karena air dari laut terjebak ke tempat yang lebih rendah. Dengan demikian, air tersebut tidak bisa kembali ke laut. Sementara di lingkungan RW IV yang terletak di tepi pantai, begitu laut surut, surut pula rob di sana,” ucap Syahril. Rob di wilayah ini rutin terjadi. Tinggi maksimal bisa mencapai 1,5-2 meter dari jalan raya. ”Biasanya terjadi akhir Desember atau awal Januari,” kata Syaril. Ia menduga, rob tahun ini akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu. ”Tahun lalu, air di pintu air pasar ikan baru mencapai 209 sentimeter. Sekarang sudah mencapai 220 sentimeter,” ujarnya. Menurut Syahril, rob belum teratasi. Mengingat dari panjang tanggul yang seharusnya 1.500 meter, baru 500 meter yang ditanggul secara swadaya. ”Kami sudah menyampaikan usulan bantuan biaya penyelesaian pembangunan tanggul. Mungkin setelah tahun 2009 kami baru mendapat kepastian alokasi dana bantuan tersebut.” Selain itu, menurut Syahril, rencana pembangunan rumah susun dalam rangka revitalisasi Waduk Pluit, Muara Baru, sampai saat ini perkembangannya juga belum jelas. (WIN) Post Date : 18 November 2008 |