Rob di Sayung Kian Parah, Warga Minta Transmigrasi

Sumber:Suara Merdeka - 05 Juni 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

DEMAK - Air pasang yang menggenangi sejumlah desa di Sayung dari hari ke hari semakin tinggi. Warga yang kampungannya kena rob, kini resah karena tak mampu berbuat apa-apa. Kenangan semakin tinggi dan luasannya pun terus bertambah. Bangunan rumah telah ditinggikan sekitar satu meter, namun air masih mengancam.

Hambali, warga Dusun Nyangkringan, Desa Sriwulan mengaku, kondisi ini membuatnya tidak nyaman berada di lingkungan yang tergenang rob. Hingga kemarin, rumahnya memang tidak terjamah oleh air pasang, tetapi jalan menuju rumahnya selalu terendam setinggi 30 cm. ’’Beberapa kali sepeda motor saya mbrebek  dan mogok seperti ini,’’ katanya sambil menuntun kendaraannya menuju ke rumahnya.

Bencana rob ini membuat warga tidak kerasan tinggal di kawasan itu. Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat untuk mengatasai persoalan tersebut. Selain Sriwulan, rob juga menimpa perkampungan di Desa Bedono. Tidak sedikit permukiman yang terendam banjir air pasang, sehingga merepotkan pemiliknya. Seorang warga Bedono, Ghufron menuturkan, air telah menggenangi perkampungannya sejak tahun 1980-an.
Khawatir Roboh Meski terbiasa menghadapi kondisi ini, sebagian besar warga khawatir jika rumahnya roboh digerus rob. Sebab, ketika malam, arus air lebih kencang, dan tak jarang membawa sampah. ’’Kekuatan gelombang ketika malam menakutkan, bahkan sampai mengikis dinding rumah. Bila kondisi itu terus terjadi, tidak mustahil rumah akan roboh.’’

Tokoh masyarakat Desa Bedono, Ali Murtadho mengatakan, sebagian warga di desanya berharap direlokasi, karena kondis lingkungan sudah parah. Mereka juga tidak keberatan bila ditawari untuk transmigrasi.

Keinginan mereka sudah disampaikan kepada pemerintah di kecamatan, setelah merasaka tidak bisa tahan lagi bermukim di kampung yang selalu terendam rob. (H1-18)



Post Date : 05 Juni 2009