SEMARANG (SI) – Genangan rob di Kota Semarang kemarin kembali meninggi. Ratusan rumah di dua kelurahan yaitu Kuningan dan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara ikut terendam.Ketinggian genangan rata-rata mencapai lutut hingga paha orang dewasa.
Bahkan,di beberapa titik di dalam kampung, ketinggian genangan bisa mencapai satu meter. Rob mulai menggenang sekitar pukul 14.00 WIB setelah air yang berada di Kali Semarang dan Kali Asin luber melewati tanggul sungai. Ketua RT 01 RW VIII, Kelurahan Kuningan, Denny menuturkan, dibandingkan sebelumnya, rob yang terjadi kemarin paling tinggi. ”Kalau dulu pas awal bulan memang tinggi. Kemudian sudah mulai sedikit-sedikit, lha ini tinggi lagi.
Rumah saya saja sampai kemasukan itu,lihat itu,masuknya dari rembesan belakang rumah sama depan rumah. Jika sudah begini, semuanya jadi repot,”ujarnya sembari menunjukkan rumahnya. Dia menyebutkan, di lingkungannya yang merupakan perumahan Pondok Mas, rata-rata memang terendam rob. Bahkan, setiap kali terjadi puncak rob, kawasan tersebut selalu terendam.
”Pasti itu, semua limpasan air dari Kali Semarang masuk ke sini semua. Yang rumahnya paling rendah ya paling parah,”katanya. Senada dengan Denny, Hendriyanto, warga Jalan Kayu Mas Timur No 1 juga mengeluhkan hal serupa. Akibat terendam rob rumah miliknya tidak laku dijual. ”Padahal sudah satu tahun ini saya tawarkan, tapi tidak ada satupun yang dating menawar.Apa nggak kebangeten kalau sudah begini, setiap kali datang rob pasti terendam,”keluhnya.
Di Kelurahan Bandarharjo, meski tidak sampai mengungsi,namun ketinggian genangan di kawasan itu, disebut-sebut paling tinggi.Seperti di kawasan Jalan Lodan Raya misalnya,ketinggian bisa sampai lutut hingga paha orang dewasa. ”Kalau di dalam kampungnya bisa lebih dalam lagi.Di tempat saya itu ada yang sampai satu meter. Padahal kemarin (hari sebelumnya), tidak setinggi ini lho,” ujar Solikin,38,warga RT 08 RW 03 Bandarharjo.
Karena kerap terendam rob, masyarakat mengaku sudah jengah dan putusa asa. Bahkan, kata dia, masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan pemerintah karena persoalan rob di kawasan tersebut hingga kini belum ada pemecahannya. ”Tidak pernah ada langkah kongkret.Akhirnya warga yabergerak sendiri semampunya menambah ketinggian tanggul dengan karung pasir dan sebagainya.Paling tidak, bisa meminimalisir lah.Tapi ya, kita tidak tahu sampai kapan bisa bertahannya,”tambahnya.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng M Chaeran mengatakan, puncak rob pada Mei ini,memang terjadi pada awal dan akhir.Paling tidak pada awal Juni rob cukup tinggi juga masih terjadi. Ketinggian muka air laut bisa mencapai 1,5 meter dari kondisi normalnya.
”Nanti pada Juli pertengahan bisa naik tinggi lagi. Setelah itu,nanti akan terjadi pada November awal atau akhir,” ungkapnya. (susilo himawan)
Post Date : 01 Juni 2009
|