|
Bandung, Kompas - Sebenarnya masa pakai Tempat Pembuangan Akhir sampah Jelekong bisa sampai tahun 2006. Namun, hal itu sangat riskan karena sampah akan menggunung melebihi tinggi bukit. Untuk itu perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahui stabilitas tanah di daerah tersebut. Demikian dikatakan peneliti persampahan, Prof Dr Ir Enri Damanhuri, di Bandung, Senin (2/5). Luas TPA Jelekong sekitar 10 hektar. Tiga hektar digunakan untuk perkantoran dan kolam pengolahan air lindi atau air sampah, dan sekitar 3,7 hektar sudah digunakan untuk membuang sampah. Ada 3,3 hektar lagi untuk digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Jika ketinggian tumpukan sampah mengikuti tinggi bukit yang ada, sekitar 10 meter, maka dari luas 3,3 hektar bisa menampung sampah sekitar 330.000 meter kubik. Pada sistem sanitary landfill, volume ini harus dikurangi sekitar 10 persen hingga 20 persen untuk tanah penutup sehingga volume sampah yang bisa ditampung sekitar 300.000 meter kubik. Jika volume sampah yang masuk ke TPA tersebut sebanyak 2.000 meter kubik per hari, dibutuhkan waktu 150 hari atau lima bulan. Luas lahan seluas 3,3 hektar di TPA Jelekong sudah digunakan sejak April 2005. Dengan demikian, masa pakai TPA itu akan berakhir September 2005. "Dulu, saya memperhitungkan sampai Juli 2005 karena saya kira lahan yang digunakan hanya setengah dari 3,3 hektar itu," ujar Enri. "Masa pakainya bisa sampai tahun depan jika tinggi tumpukan sampah dinaikkan melebihi cekungan perbukitan. Namun, hal itu bisa menimbulkan longsor," kata Enri. Untuk mengurangi risiko, perlu penelitian stabilitas tanah di sekitarnya. Stabilitas tanah di TPA Jelekong kurang baik karena di bawahnya terdapat beberapa mata air.(Y09) Post Date : 03 Mei 2005 |