|
[BOGOR] Memasuki musim kemarau tahun ini, tidak lagi membuat resah ribuan warga tak mampu di Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor untuk mencari dan mendapatkan air bersih. Sebab, mereka kini dapat menikmati air bersih yang bersumber dari mata air dengan debit cukup tinggi, yang didistribusikan dengan biaya swadaya murni Rp 140 juta. Sebelumnya, ketika musim kemarau tiba, warga harus berjalan kaki sepanjang 1-2 kilometer ke lokasi mata air untuk mendapatkan air bersih. Namun, dengan sistem pendistribusian ala perusahaan air minum (PAM) di Kota Hujan ini, sejak enam bulan lalu hingga sekarang, kesulitan air bersih tidak lagi dirasakan warga setempat. Bahkan, mengingat debit air dari mata air di daerah itu cukup tinggi dan melimpah-ruah, rencananya air bersih itu akan disalurkan bagi warga di dua kelurahan yang bertetangga dengan Cikaret. Saat ini, sudah 5.254 jiwa penduduk Kelurahan Cikaret yang tinggal di RW 07, 08, 10, dan RW 12 yang dapat menikmati air bersih secara cuma-cuma. "Rencana ke depannya, dari 15.254 jiwa penduduk Kelurahan Cikaret, akan mendapat air bersih secara gratis dengan sistem pendistribusian yang diarahkan dan dibimbing oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bogor," ujar Syafrudin, Lurah Cikaret saat ditemui SP belum lama ini. Skala prioritas mendapatkan air bersih ini, yaitu warga yang tak mampu. Menurut Syafrudin, inisiatif pembangunan instalasi air itu lahir dari seorang warga yang menghibahkan lahannya seluas 80 m2 untuk lokasi menara air setinggi enam meter dan bak penampungan berukuran 3x6 meter. Air dialirkan dari mata air dengan debit tinggi, sekitar 28 m3/detik. Selanjutnya, air bersih disalurkan melalui pipa ke rumah-rumah penduduk, layaknya jaringan PAM. Dana pengadaan instalasi air itu Rp 140 juta merupakan swadaya masyarakat, terutama warga yang mampu, namun semua memperoleh manfaatnya. Artinya, mereka menyubsidi air bersih untuk keluarga yang kurang mampu. Kegiatan positif warga Cikaret itu menjadi perhatian PDAM Kota Bogor. PDAM itu, membantu melakukan uji laboratorium agar air aman digunakan masyarakat dengan melakukan pengetesan kadar bakteri serta pengetesan kadar COD dan BOD. Selain itu dilakukan penyuluhan cara pendistribusian air tersebut, sehingga tidak terbuang dengan percuma. Adang Jamta, salah seorang tokoh masyarakat setempat menilai, sistem pendistribusian air bersih secara cuma-cuma bagi warga tak mampu itu, juga meningkatkan kebersihan dan sanitasi lingkungan setempat. "Sebelumnya, para warga tak mampu kerap menggunakan air selokan untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK) sehingga berbagai penyakit, seperti gatal-gatal dan korengan serta diare, sering melanda mereka," katanya. Penyuluhan dari PDAM Kota Bogor sangat bermanfaat bagi mereka sehingga mau mengubah pola hidupnya untuk menjaga kebersihan. "Sebenarnya, warga Cikaret sampai saat ini masih membutuhkan bantuan dana dari pemerintah pusat, yang katanya menyediakan dana untuk pemeliharaan mata air. Dana itu dapat disalurkan untuk kebutuhan air bersih warga tak mampu di daerah kami ini, sampai dua atau tiga kelurahan," ujar Adang. [126] Post Date : 04 Agustus 2007 |