|
Ribuan warga Kota Serang, Banten, sejak satu minggu terakhir mengalami kesulitan air bersih, akibat terhentinya aliran air dari perusahaan daerah air minum (PDAM) setempat. Hingga kemarin siang, air belum mengalir ke sekitar 10.000 rumah pelanggan badan usaha milik daerah (BUMD) Kabupaten Serang itu. Keterangan yang diperoleh dari pelanggan menyebutkan, daerah-daerah yang tidak mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM meliputi daerah Kaliwadas, Kompleks Perumahan Cimuncang, Cinanggung, Kejaksaan, Megersari, Tembong, Ciceri Permai, Sumur Pecung, Benggala, dan Kebon Jahe. "Sejak seminggu air sama sekali tidak mengalir. Kami sudah lapor ke PDAM, tapi air tetap belum mengalir," ujar Sukristiyani, warga Kampung Kaliwadas, Kota Serang, kemarin. Keluhan hampir serupa juga dikemukakan warga Perumahan Cimuncang. Hampir setiap bulan mereka kesulitan air bersih. "Kalau begini caranya, lebih baik PDAM dibubarkan saja," kata seorang ibu muda di Perumahan Cimuncang. Direktur Utama PDAM Serang Djoko Sutrisno mengatakan, berhentinya pasokan air kepada para pelanggan akibat pipa induk air PDAM di Tamansari, Kecamatan Baros, ditutup warga. Penutupan pipa induk air di atas lahan warga disebabkan belum tuntasnya ganti rugi lahan. "Masalahnya sudah diselesaikan secara baik-baik dengan pihak-pihak yang merasa dirugikan. Jadi, masalah yang terjadi sekarang bukan karena sabotase dari penduduk, melainkan dari ahli waris lahan di sana," kata Djoko kepada wartawan, kemarin. Jika masalah dengan pemilik lahan sudah beres, Djoko mengatakan, pasokan air akan kembali normal satu minggu mendatang. Hal ini disebabkan, sejak air tidak mengalir pipa-pipa air mengalami kerusakan sehingga membutuhkan waktu satu minggu untuk memperbaiki. Selama pasokan air dari PDAM berhenti, warga terpaksa membeli air mineral isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Akibatnya, pengeluaran keuangan warga menjadi semakin besar, dan hal itu memberatkan mereka. "Sudah seminggu ini air PDAM di rumah saya sama sekali tidak mengalir. Saya terpaksa mengeluarkan uang lebih banyak untuk keperluan mandi, mencuci, masak, dan minum. Janji PDAM yang akan membantu air dengan menggunakan truk tangki sampai sekarang belum terwujud," ujar Ika, warga Jalan Bakri Semaun, Kampung Kali Wadas, Kota Serang. Selama air tidak mengucur di rumahnya, setiap hari Ika membeli lima galon air mineral isi ulang. Air itu digunakan untuk mandi, cuci, dan minum. Sementara itu, bagi warga yang kurang mampu terpaksa mengambil air dari sumur tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga lainnya, Elis menyebutkan, akibat seretnya air, ia dan anak balitanya mandi di kantor suaminya. (BV/N-1) Post Date : 22 Juli 2004 |