|
PACITAN -- Ribuan warga di 38 desa yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Pacitan mulai kesulitan mendapatkan air bersih selama dua pekan terakhir. Di Desa Cemeng, Donorojo, misalnya, warga mulai mengkonsumsi air keruh di sejumlah bak penampungan yang persediaannya telah menipis. Bahkan warga juga mulai antre untuk mengambil air bersih dari bak penampungan di desa lain yang jaraknya 3-4 kilometer. Hujan yang tidak turun dalam dua bulan terakhir mengakibatkan sejumlah bak penampungan air mulai kosong dan warga setempat mulai kekurangan serta kesulitan mendapatkan air bersih. Hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah setempat. Jika persediaan air habis, warga berencana membeli air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan cara iuran. Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Pacitan Marwono mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat lebih untuk menangani kesulitan air bersih di wilayah itu. "Yang bisa dilakukan hanya membantu (memberikan) air bersih untuk konsumsi warga," katanya. Namun, air bersih itu diberikan secara bergiliran. Warga pun harus berbagi dengan warga lainnya. Menurut dia, untuk menangani kekeringan di Pacitan bagian barat itu, pemerintah setempat pernah bekerja sama dengan pemerintah Jepang untuk menaikkan air bawah tanah. "Namun, upaya kerja sama itu terhenti dan warga tetap mengalami kekeringan saat musim kemarau," katanya. Berdasarkan data Kesatuan Bangsa, selain warga di 38 desa itu, 27 desa lainnya rawan kekeringan saat musim kemarau, yang terdiri atas delapan desa di Kecamatan Bandar, sembilan desa di Nawangan, dan 10 desa di Tegalombo. DINI MAWUNGTYAS Post Date : 27 Mei 2008 |