|
GROBOGAN - Memasuki musim kemarau ini ribuan orang di Kabupaten Grobogan diperkirakan mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Banyak sumur di desa mulai dangkal dan mengering. Akibatnya, warga berusaha mencari air di beberapa sumber air yang bisa diharapkan. Rodhi (40), Kaur Umum Desa Nambuhan, Purwodadi mengungkapkan, sekarang 8.825 jiwa di desanya mulai kesulitan air bersih. Sebab, sumur di desa sudah kering. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga harus mencari air di sumur-sumur resapan yang ada di areal sawah. "Kami sangat mengharapkan bantuan air bersih dari pemerintah," katanya. Hal senada juga diungkapkan Ata (29), warga Desa/Kecamatan Kradenan. Menurutnya, masyarakat di desa itu mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan, pihaknya memperkirakan jumlah warganya mencapai ribuan orang. Seperti wilayah lain, di Kecamatan Kradenan, beberapa sumur warga juga sudah mengering. Karena sulit mendapatkan air, mereka harus mencari air di sumber air yang jaraknya sekitar dua kilometer dari rumahnya. "Selain itu, untuk kebutuhan mandi, cuci, dan minum, warga mengandalkan air dari sungai. Memang air sungai itu kurang baik untuk dikonsumsi," katanya. Anggota Fraksi Persatuan Pembangunan Nasional (FPPN) DPRD Grobogan, Saifuddin mengungkapkan, sebagian warga Kecamatan Wirosari juga mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, beberapa di antara mereka mengambil air ke sungai. "Kami minta Pemkab memperhatikan dengan cara memberikan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan," kata dia yang juga warga Tambakselo Kecamatan Wirosari itu. Agus Sunarno, anggota Komisi B DPRD dari Kecamatan Gabus juga mengungkapkan hal senada. Ketua PAC PDI-P Gabus itu menuturkan, sebagian warga desa di wilayahnya juga mulai mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. "Untuk itu, saya akan membantu mereka. Seperti tahun sebelumnya, saya akan memberikan bantuan air bersih secara cuma-cuma," ujarnya. Berdasarkan data Bagian Sosial Pemkab Grobogan, pada 2005 diperkirakan ada 106 desa yang tersebar di 15 kecamatan yang rawan kekeringan. Ke-15 kecamatan itu adalah Kecamatan Ngaringan, Wirosari, Tawangharjo, Gabus, Kradenan, Pulokulon, Purwodadi, Toroh, Geyer, Penawangan, Karangrayung, Kedungjati, Tanggungharjo, Grobogan, dan Kecamatan Brati. Asisten II Pemkab Drs Nurhadi MM didampingi Kabag Humas Adi Djatmiko SH membenarkan bahwa sebagian daerah di Kabupaten Grobogan sudah mulai kesulitan air bersih. Untuk itu, pihaknya sudah melakukan berbagai antisipasi seperti inventarisasi data daerah rawan kekeringan, pembuatan embung dan sumur resapan, juga melakukan garakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan (GNRHL). Selain itu, tindakan jangka pendek yang harus dilakukan adalah memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat. Setidaknya, beberapa mobil tangki disiagakan Pemkab Grobogan. (H3-56n) Post Date : 02 Juni 2005 |