Ribuan Warga Mengungsi

Sumber:Kompas - 14 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Bojonegoro, Kompas - Banjir di Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan, Jawa Timur, makin meluas. Kawasan yang tergenang di Bojonegoro meliputi 111 desa di 15 kecamatan. Sebanyak 23.488 warga dari 93.759 warga yang kebanjiran terpaksa mengungsi. Banjir juga merendam ribuan hektar sawah dan ladang.

Menurut Koordinator Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Bojonegoro Pudjiono, banjir merendam 4.027 hektar tanaman padi dan 607 hektar tanaman jagung.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Parwoto, Kamis (13/3), padi di sawah baru berumur seminggu hingga dua bulan. ”Kalau diasumsikan gagal tanam, kerugian diperkirakan Rp 2 juta-Rp 3 juta per hektar; yaitu untuk benih, pemupukan, dan biaya tenaga kerja,” paparnya.

Wilayah Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik merupakan sentra beras Jatim. Dikhawatirkan, hal itu akan mengganggu stok pangan. Apalagi pada Desember lalu ratusan hektar tanaman padi siap panen di wilayah itu juga diterjang banjir.

Di Tuban, 14 desa di Kecamatan Widang terendam, termasuk 1.570 hektar sawah dan lebih dari 2.000 rumah. Hingga Kamis, sekitar 200 keluarga mengungsi. Di Lamongan, sebanyak 11 desa di Kecamatan Laren tergenang. Sekitar 4.000 rumah terendam dan 291 keluarga mengungsi.

Koordinator Balai Pengendalian dan Pengamanan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo Moeljono mengatakan, banjir diakibatkan pendangkalan sungai. Karena itu, Divisi Jasa Air Sumber Air Bengawan Solo VII/5 akan mengeruk sedimentasi.

Bupati Bojonegoro Suyoto menyatakan, pemerintah perlu membangun bendungan/waduk untuk mengantisipasi banjir.

Di Blora, Jawa Tengah, banjir akibat luapan Bengawan Solo, sudah surut total, Kamis.

Kepala Subdinas Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Blora Reni Miharti menuturkan, sawah yang tergenang di Kecamatan Cepu dan Kedungtuban seluas 108 hektar serta lahan persemaian tujuh hektar. Usia padi yang kebanjiran 5-10 hari.

Namun, warga masih khawatir terjadi banjir susulan karena permukaan air Bengawan Solo masih naik-turun. Riyadi (40), warga Desa Cepu Kidul, masih mengungsikan anak, istri, dan barang-barangnya di bak terbuka. Sementara itu, warga Desa Balun masih mempertahankan tenda darurat di sekitar rel kereta api.

Hujan deras yang mengguyur Provinsi Sumatera Selatan beberapa hari terakhir menyebabkan 70 rumah di Desa Lubuk Ketiau, Kecamatan Lubuk Keling, Kabupaten Ogan Ilir, terendam air, Kamis. Banjir juga menghanyutkan ternak dan harta benda warga. Selain itu, menurut Camat Lubuk Keling Zamrowi, 10 hektar lahan sawah pasang surut dan ratusan bibit karet serta kelapa sawit rusak terkena banjir.

Warga merusak jalan

Sementara itu, aspal jalan sepanjang empat meter di perbatasan Sumatera Barat-Sumatera Utara, Kilometer 211, Dusun Kauman II Nagari Tanjung Betung, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, dirusak warga.

Warga kesal karena 150 rumah di kawasan itu tergenang air setelah hujan turun tiga hari terakhir. Gorong-gorong berdiameter 70 cm di bawah jalan tersumbat pasir sehingga air dari permukiman tidak bisa mengalir ke selokan di seberang jalan. Warga merusak jalan agar air bisa segera mengalir. Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat Dody Ruswandi mengatakan, pihaknya akan membangun saluran air selebar lima meter di bawah jalan negara agar air tidak lagi menggenangi permukiman warga. (ACI/HEN/A08/ONI/ART)



Post Date : 14 Maret 2008