|
REMBANG - Kekeringan di wilayah Kabupaten Rembang kini kian meluas. Akibatnya, ribuan orang mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan pemantauan dan keterangan warga, sebagian besar sumur di desa-desa sudah mengering. Warga berusaha mencari air di beberapa tempat yang diharapkan ada airnya, seperti di rawa-wawa, embung ataupun sungai. Mundori (47), warga asal Sarang mengungkapkan kelangkaan air dirasakan sejak tiga bulan terakhir ini. Warga harus memeras keringat untuk mendapatkan air bersih. "Kami sangat membutuhkan bantuan air bersih dari pemerintah agar beban warga sedikit berkurang," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Aisiyah (42), warga Desa/Kecamatan Sumber. Menurut dia, untuk bisa mendapatkan air bersih, sebagian besar warga di desanya harus keluar masuk kampung. Bahkan tak jarang harus berjalan cukup jauh memasuki kawasan hutan untuk mencari sumber air. Bagi warga yang ekonominya pas-pasan, maka harus mau berusaha keras mencari air bersih. Bila tidak, risikonya tidak bisa mandi, bahkan tak bisa masak air untuk diminum. Ekonomi Mampu Sebaliknya, bagi warga yang secara ekonomi mampu, mereka tak begitu merasakan dampak kekeringan, namun harus rela mengeluarkan uang untuk beli air. Memang, terjadinya kelangkaan air benar-benar dimanfaatkan oleh sebagian orang yang memiliki naluri bisnis. Betapa tidak, dengan modal gerobak dorong dan sejumlah jerigen berkapasitas 40 liter sudah bisa digunakan mencari uang. "Hampir lima tahun saya jualan air. Hasilnya bisa untuk menghidupi istri dan anak," ujar Lasdi (47), penjual air. Kepala Bagian Sosial Pemkab Rembang Wahyoe Oetomo SH memberi keterangan bahwa sebagian besar kecamatan di daerahnya sedang mengalami kekeringan. Keadaan paling parah terjadi di beberapa kecamatan, yakni Sarang, Kragan, Sluke, Pancur, Sulang, Kaliori, dan Sumber. Upaya jangka pendek yang telah dilakukan adalah membagi-bagikan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan. Upaya jangka panjangnya, Pemkab mulai menginventarisasi daerah rawan kekeringan, menambah jumlah embung berskala sedang dan besar, membuat sumur resapan, dan melakukan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan gundul. (jl-54d) Post Date : 09 Juli 2005 |