|
SUMBER, (PR).-Ribuan warga di Kec. Kapetakan dan Gunung Jati, Kab. Cirebon berebut air yang dikirim lewat bantuan air bersih PDAM setempat. Bahkan, di antara sesama warga sempat bersitegang dan nyaris terjadi baku hantam satu sama lain saat antre untuk memperoleh air dari tangki PDAM tersebut. Sementara itu, di tengah warga Kab. Cirebon kesulitan air bersih, PDAM Kota Cirebon berencana memproduksi air yang bisa langsung diminum dari keran, di awal tahun 2008 mendatang. Di Kab. Cirebon, rebutan air terjadi karena selama dua minggu warga tidak memperoleh pasokan air bersih. Menyusul lumpuhnya In-take atau Water Treatment Plant (WTP) Kapetakan akibat tidak dapat pasokan air dari sungai Kumpulkuista. Bantuan air dengan tangki terakhir diberikan PDAM, Kamis (16/8) lalu ke sejumlah permukiman di Kapetakan dan Gunung Jati. Menurut petugas PDAM, tangki itu merupakan armada ke-29 yang dipasok ke wilayah utara sejak terjadi krisis air bersih. "Ini tangki ke-29. Sebulan ini kami rutin memberi bantuan menyusul lumpuhnya In-take Kapetakan," tutur petugas tadi. Setiap tangki datang selalu diserbu ribuan warga. Mereka semua membawa ember dalam berbagai ukuran dan berusaha paling dulu memperoleh jatah air. Karena saling berebut, setiap ada bantuan selalu nyaris memicu keributan. Petugas PDAM mengaku kewalahan, namun memaklumi sebab warga sudah sangat kesulitan air bersih. Pada bantuan Kamis lalu, keributan antarwarga karena berebut air nyaris meletus di Desa Bungko (Kapetakan). Di antara warga tidak bisa mengendalikan diri, imbauan untuk antre oleh petugas PDAM tidak digubris. "Warga yang saling berebut air sudah menjadi pemandangan umum setiap ada bantuan air datang," tutur Ade Kusnindar, Kabag Hubungan Pelanggan PDAM. Ade menjelaskan, pengerahan armada sebagai upaya tambal sulam PDAM untuk memenuhi kebutuhan pelanggan wilayah utara. Setelah In-take Kapetakan lumpuh, PDAM tidak bisa optimal memenuhi kebutuhan yang mencapai 4.000 pelanggan. Langsung minum Sementara itu, dari Kota Cirebon dilaporkan, PDAM setempat pada awal 2008 mendatang berencana akan memproduksi air bersih yang bisa langsung dikonsumsi dari keran. Namun, kualitas air itu baru bisa dinikmati oleh konsumen di empat titik kawasan perumahan di Kota Cirebon. Menurut Dirut PDAM Kota Cirebon, Hj. Dharliana S., S.E., S.H., M.M., dalam waktu dekat pihaknya akan mengkaji secara teknis dan nonteknis empat lokasi yang akan dijadikan daerah percontohan. Keempat titik tersebut, yakni Kompleks Perumnas Burung, Puri Sejahtera, Pegambiran Regency, dan Kompleks Perumahan Harja Mulya Indah. Menurut Dharliana, PDAM akan melaksanakan program zona air minum prima (ZAMP) tersebut secara bertahap, karena dana yang dibutuhkan sangat besar. Namun pihaknya berharap pada gilirannya nanti seluruh pelanggan PDAM Kota Cirebon akan menikmati air minum berkualitas prima. Meski konsekuensinya, ada penyesuaian tarif air. Menurut Sekretaris Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP-SPAM), Hari Wahyuadi, PDAM Kota Cirebon termasuk satu dari 13%, PDAM yang sehat di seluruh Indonesia. Dari 40 PDAM yang sehat itu, baru lima PDAM yang benar-benar dinilai sehat yang dijadikan pilot project ZAMP atau air PAM yang bisa langsung dikonsumsi. Apalagi hampir 100% pelanggan PDAM di Kota Cirebon terlayani. (A-92/A-93) Post Date : 20 Agustus 2007 |