|
[CILACAP] Ribuan warga di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang sudah kesulitan air bersih, mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap segera mengirim air ke desa-desa yang kekeringan. Mulai Rabu ini, Pemkab mengoperasikan enam unit tangki air untuk mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan, terutama di Kecamatan Sidareja, Kawunganten, Adireja, Wanareja, dan Majenang. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dipertan) Cilacap Anton Santosa, kekeringan sudah semakin meluas di Cilacap. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak buruk pada produktivitas pertanian khususnya padi. Dipertan Kabupaten Cilacap sudah menurunkan 24 tenaga lapangan untuk memantau kekeringan tanaman padi di wilayah Cilacap. "Untuk mengantisipasi kekeringan itulah, kami menurunkan 24 tenaga pengawas pertanian, khususnya untuk wilayah Cilacap Barat," Anton Santosa kepada SP Rabu (18/7). Bantuan Pompa Dikatakan, Dipertan juga mengeluarkan 24 pompa air untuk dipinjamkan kepada petani secara bergilir agar semua petani yang sawahnya kekeringan bisa tertolong. Dengan bantuan pinjaman pompa air ini, para petani cukup membeli BBM untuk menghidupkan mesin pompa dan menyedot air sungai atau rawa yang masih ada airnya. Pinjaman pompa air ini cukup bermanfaat bagi petani untuk menyelamatkan tanaman padinya. Namun, pompa air sebanyak 24 unit itu dirasa masih kurang karena untuk menunggu giliran bisa mengoperasikan pompa tersebut butuh waktu yang cukup lama, katanya. Prioritas pengawasan untuk wilayah Cilacap Barat karena sebagian besar pertanian padi di wilayah itu belum lama masuk musim tanam. Rata-rata baru satu sampai dua bulan. Padahal tanam pada usia itu masih membutuhkan banyak air, katanya. Bagi petani yang tanamannya dialiri air dari irigasi mungkin tidak masalah. Namun, bagi sawah tadah hujan, seperti di Kecamatan Kawunganten, Cipari dan beberapa kecamatan di Cilacap Barat, sudah terancam puso. [WMO/M-11] Post Date : 18 Juli 2007 |