|
JEMBER - Tak hanya warga yang terendam banjir yang merasakan imbas jebolnya tangkis di Sungai Tanggul. Warga yang rumahnya aman dari terjangan banjir juga kena imbasnya. Ini pula yang dialami ribuan warga yang mendiami Blok Kelor di Dusun Bulurejo, Desa Paseban, Kecamatan Kencong. Meski rumah mereka aman dari banjir, namun sebanyak 1.050 warga yang mendiami Blok Kelor tak bisa pergi ke mana-mana. Ini lantaran daerah mereka sudah terkepung dengan banjir. Lokasi Blok Kelor ini berada di pinggiran Sungai Bondoyudo dan berimpit dengan Sungai Tanggul. Secara geografis, Blok Kelor memiliki lokasi lebih tinggi dibanding daerah lainnya. Sehingga rumah warga aman dari terjangan banjir. "Kalau soal banjir, blok ini memang tidak terimbas. Karena memang lebih tinggi dari daerah lain," kata Eko, salah seorang perangkat Desa Paseban, kemarin. Namun sekeliling rumah warga sudah dipenuhi luapan air. Untuk batas barat ada Sungai Yosowilangun, sebelah timur genangan air setinggi dua meter. Sementara, bagian selatan dan utara juga sudah terendam air setinggi empat meter. Ironisnya, ribuan warga yang terjebak banjir tersebut sudah terjadi Sabtu lalu. Dan hingga kemarin, belum ada upaya evakuasi yang dilakukan. Warga memilih hanya berdiam diri di rumah. "Mereka mau ke mana, semua jalan menuju ke luar daerah juga terendam air," kata Eko lagi. Kondisi ini awalnya tidak terlalu dirisaukan warga. Persoalan mulai muncul tatkala mereka mulai kesulitan mendapatkan makanan. "Untuk bahan pangan yang kami miliki hanya tinggal malam nanti (malam kemarin, Red)," tutur Eko. Wartawan koran ini sempat meninjau lokasi Blok Kelor yang terisolasi. Untuk mencapai lokasi tersebut, hanya bisa ditempuh dengan naik jukung bermesin dengan waktu sekitar 20 menit. Kondisi menuju lokasi tersebut memang susah ditembus karena sekelilingnya dipenuhi genangan air cukup tinggi. Sampai-sampai area persawahan tak ubahnya seperti lautan. Dan hingga kemarin, warga Blok Kelor belum pernah mendapat bantuan dari tim penanggulangan bencana sedikit pun. Terkait dengan kondisi ini, Edy Budi Susilo, wakil ketua satlak penanganan bencana menyatakan, pihaknya sudah mendengar soal kondisi warga di Blok Kelor yang terjebak banjir. Namun Edy membantah jika ribuan warga tersebut kekurangan makanan. "Mereka masih bisa masak makanan. Untuk bantuan, kami akan kirim beras serta bahan sembako. Mereka bisa memasak sendiri," katanya. Sementara itu, tangkis di Sungai Tanggul yang jebol kondisinya semakin parah. tangkis yang jebol semakin melebar hingga mencapai 60 meter. Tak pelak, besarnya debit air yang tumpah lewat tangkis yang jebol, semakin memperparah kondisi. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga semakin bertambah. Tak terkecuali lahan pertanian milik warga yang terendam semakin meluas. Jumlah rumah warga di daerah Desa Kraton, Paseban, Cakru, dan Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, juga mulai merasakan imbas banjir. Guna mengantisipasi hal tak diinginkan, menurut Edy Budi Susilo, pihaknya telah membentuk empat posko penanganan bencana. Masing-masing ditempatkan di Balai Desa Kraton, Balai Desa Paseban, di SD Cakru, dan Kepanjen, Kecamatan Gumukmas. "Empat posko ini terus melakukan koordinasi. Ini tak lain untuk mencukupi kebutuhan pengungsi," katanya. Sedangkan untuk penanganan penutupan tangkis yang jebol, kata dia, hingga kemarin belum bisa dilakukan. "Kondisi air masih tinggi. Tidak mungkin memasukkan bahan material untuk membendung tangkis yang jebol," kata Edy. (rid) Post Date : 04 Februari 2009 |