|
SEMARANG (SINDO) – Banjir besar yang menerjang Kota Semarang Minggu (8/2) lalu menyebabkan ribuan sumur warga tercemar. Ribuan sumur warga ini terutama di daerah bawah. Diduga, banyak sumur warga mengandung bakteri ecoli. Secara fisik,tercemarnya sumur terlihat dari air yang berubah warna menjadi keruh. Untuk memasak dan minum, warga terpaksa membeli air di depot isi ulang. Salah satu warga Kelurahan Mangunharjo, Tugu, Aziz, 43, mengaku banjir besar yang menerjang selama dua hari menyebabkan sumur warga kemasukan air banjir. Sebab air dari luapan Kali Bringin merendam rumah warga dengan ketinggian antara 50 cm-1 meter, termasuk sumur warga. ”Air sumur berubah menjadi keruh setelah kemasukan air banjir,” ujar Aziz kemarin. Agar bisa kembali dikonsumsi, warga harus menguras sumur. Namun hal ini dinilai tidak banyak membantu. Sebab air masih tetap keruh karena banyak kemasukan air banjir.Karena warna air tetap keruh, warga terpaksa membeliairdidepoisiulangseharga Rp3.000/botol besar. Sedangkan, air sumur hanya dipakai untuk mandi dan mencuci. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Tatik Suyarti ketika dikonfirmasi kemarin mengaku sudah melakukan kaporisasi pada sumur warga pascabanjir.Kaporisasi sumur warga dilakukan puskesmas terdekat. Pihaknya memiliki stok kaporit yang cukup untuk membersihkan sumur warga. ”Stok masih cukup banyak, warga nggak usah khawatir,” cetusnya. Tatik juga mengingatkan minta warga untuk mewaspadai penyakit pascabanjir. Misalnya, demam berdarah dengue (DBD) dan leptospirosis. Kedua penyakit itu rawan menyerang warga pascabanjir. (zaenal alimin)Post Date : 16 Februari 2009 |