|
KAJEN- Ribuan rumah warga di beberapa wilayah tergenang rob yang melanda beberapa hari terakhir. Rob juga menenggelamkan ratusan hektare tambak milik petani di Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Para petani rugi ratusan juta rupiah. Rob juga merendam beberapa kilometer jalan penghubung desa rusak. Dari pantauan Suara Merdeka di lokasi, kemarin siang, masih banyak rumah warga yang terendam rob di Dukuh Jambean Desa Pecakaran, Wonokerto. Desa-desa yang terendam rob di antaranya Desa Api-api, Pecakaran, Tratebang, Wonokerto Kulon, dan Semut. Air rob yang paling tinggi ada di Desa Pecakaran dan Api-api. Kepala Desa Pecakaran Jamian mengatakan, empat hari terakhir adalah rob paling besar yang dialami warga selama ini. “Rob mulai datang pukul 17.00 dengan ketinggian 1 meter lebih,” jelasnya, kemarin. Di desanya, kata dia, ada sekitar 135 hektare tambak yang tenggelam. Petambak mengalami kerugian karena ikan bandeng yang ada di tambak lepas. Setiap hektare biaya yang sudah dihabiskan petani dari benih dan makanan mencapai Rp 10 juta- Rp 15 juta. “Jadi total kerugiannya ratusan juta,” ujarnya. Puso Hal senada disampaikan Sekretaris Desa Api-api Raharjo. Dijelaskan, di desanya ada sekitar 75 hektare tambak yang tenggelam dan petani rugi ratusan juta rupiah. “Di Desa Semut rumah yang terendam ada 547 rumah dan sawah hampir semuanya tenggelam,” tambahnya. Untuk sawah-sawah di Kecamatan Wonokerto, hampir semuanya terendam rob dan sudah dipastikan puso. “Semua sawah sudah puso dan tak bisa ditanami lagi,” tambahnya. Pihak desa, kata Rahardjo, sudah beberapa kali mengajukan usulan untuk membangun pintu air yang ada di sektar bantaran sungai atau dekat laut agar bisa mengurangi luapan rob dari laut. “Kami sudah mengajukan sejak 2008 dan sampai saat ini belum ada tindak lanjut,” ujarnya. Seketaris Kecamatan Wonokerto, Farid Abdul Khakim SSTP MM, mengatakan, parahnya bencana rob melanda beberapa desa. “Kami sudah melaporkan ke Pemkab,” ujarnya. Upaya penanganan atau rehabilitasi daerah pesisir akibat bencana rob, kata dia, ditangani pemerintah provinsi dan pusat karena anggarannya sangat besar. “Saya rasa pemerintah juga hanya bisa mengurangi atau meminimalisir karena meniadakan rob sepertinya tidak mungkin,” jelasnya. (G16-88) Post Date : 17 April 2012 |