Ribuan Rumah Tergenang Banjir

Sumber:Jurnal Nasional - 28 September 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

HUJAN deras seharian membuat ribuan rumah tergenang banjir di Batam. Jalan-jalan di kawasan perumahan Nagoya, Batuampar, Bengkong, Batam Centre, Baloi, Tiban, Mukakuning, Batuaji serta Sagulung, hingga Minggu (27/9) sore berubah menjadi sungai dadakan. Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun ribuan rumah tak dapat dihuni. Genangan air setinggi lutut orang dewasa. Genangan cepat merendam perumahan karena sistem penyaluran air limbah (drainase) buruk.

“Ratusan rumah di kawasan ini terendam air hingga setengah meter akibat luapan dari parit serta jalan-jalan yang tidak memiliki buangan air. Setiap hujan lebat, apalagi jika ber-jam-jam, selalu terjadi seperti ini,” kata Andri (36), pemilik rumah di Bengkong, Senin (27/9).

Di Baloi dan Batuampar, ratusan rumah terendam banjir karena luapan dari saluran pembuangan air yang mampet. Hujan turun sejak pukul 11.30 cukup deras hingga pukul 16.00. Hujan deras selama dua jam, genangan air di ruas jalan Baloi, Batuampar, hingga ke Mukakuning. Jalan-jalan di lokasi itu macet

Total. Sejumlah kendaraan bermotor mogok. Peristiwa sama terjadi di perumahan Villa Marina dan Marina Park, Nagoya, Batam. Di kedua perumahan elite ini banjir hingga setinggi lutut dewasa. Mobil-mobil yang terparkir di setiap rumah terendam setinggi roda. Kebanyakan tak bisa digunakan karena mesin terendam air.

Dari pantauan, banyak warga Villa Marina maupun Marina Park, sibuk menghadang luberan air ke dalam rumah. Mereka sibuk mengeluarkan dan mengeringkan lantai rumah yang terendam air. Menurut sejumlah warga, banjir menjadi langganan di perumahan di jantung kota itu. Setiap kali hujan turun, terutama lebih dari setengah jam, jalanan menjadi sungai.

“Sudah langganan, jalan seperti sungai bang. Ampun deh. Drainase tak ada, air meluap ke jalan,” kata Cece, warga di Marina Park, Batam.

Tak hanya perumahan. Sejumlah jalan protokol pun tergenang air hingga menyerupai sungai. Jalan raya di Bengkong, Batuaji, Mukakuning, dan Sagulung,

praktis tak dapat dilewati kendaraan bermotor. Genangan air ini merupakan terbesar melanda Batam dalam lima tahun terakhir. Ketinggian air masuk rumah warga hingga lutut orang dewasa. Hingga sore kemarin, warga di sejumlah perumahan terlihat berusaha menyelamatkan barang-barang mereka terutama elektronik seperti televisi, kulkas dan lain-lain.

“Televisi sudah kami letakkan di plafon,” kata Muhidin.

Bapak dari dua anak itu kebetulan tak masuk kerja karena kurang sehat. Sejumlah titik jalan protokol kebanjiran terutama di setiap gorong-gorong di tepi jalan. Perumahan Duta Mas, Batam Centre, misal, terjadi antrean kendaraan hingga satu kilometer karena ketinggian air mencapai paha orang dewasa. Arus air deras.

Air Jatiluhur Tinggi

Di Purwakarta, Jawa Barat (Jabar), curah juga hujan tinggi dalam sepekan terakhir. Kondisi ini telah memicu tingginya muka air (TMA) di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Direktur Utama Perum Jasa Tirta II (PJT II) Jatiluhur, Djendam Gubusinga, Senin (27/9), mengatakan, TMA waduk serbaguna ini sudah berada di level 102,37 meter di bawah permukaan laut.

Kondisi ini, dinilai masih aman. Sebab, level TMA baru tidak aman jika sudah menyentuh level ambang batas 108 meter di bawah permukaan laut atau posisi TMA di area morning glory bendungan sudah melimpas. Agar tampungan air di waduk berfungsi mengairi sawah seluas 230.000 hektare di Pantai Utara Bekasi, Karawang, Subang dan sebagian Indramayu itu, tetap aman, ucap Djendam, telah ada upaya netralisasi.

"Caranya dengan melepas air melalui jet valve.” Pembuangan debit air melalui jet valve itu rata-rata 190 meter kubik per detik. Sedangkan yang dibuang melalui turbin pembangkit listrik tenaga air rata-rata 190 meter kubik per detik.

"Jadi total jenderal debit air yang dibuang untuk menetralisasi kondisi waduk yang diberi nama Waduk Ir Djuanda ini sebanyak 390 meter kubik per detik.” Debit air yang dibuang dari waduk juga menghasilkan setrum 150 megawatt untuk interkoneksi Jawa-Bali itu, digelontorkan ke sungai Citarum. Emerson Tarihoran/Deta Surya



Post Date : 28 September 2010