|
Palembang, Kompas - Banjir yang melumpuhkan Jakarta juga menyerang berbagai pelosok daerah. Di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, banjir yang sempat surut kemarin, Jumat (2/2), kembali merendam ribuan rumah dan sekitar 50 hektar tanaman padi bakal puso. Di Jambi, luapan Sungai Batanghari belum juga surut dan tiga ruas jalan di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan putus. Ketinggian air yang mencapai 90 cm menyebabkan ribuan rumah warga dan jalan-jalan lintas kabupaten terendam air. Sejak akhir Januari, banjir di Sumsel telah berlangsung di empat kabupaten, yaitu Musi Rawas, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, dan Lahat. Banjir di OKI dan OKU Timur merendam ribuan hektar sawah penduduk serta merusak akses jalan lintas tengah Sumatera yang melintasi Jembatan Air Pangi, Kabupaten Lahat. Lima kecamatan di Kabupaten Musi Rawas yang terendam banjir sejak 31 Januari lalu meliputi Kecamatan Muara Kelingi, Muara Lakitan, Muara Rupit, Karang Dapo, dan Rawas Ilir. Sebanyak 31 desa terendam dengan jumlah korban banjir 6.573 keluarga. Sekretaris II Satuan Pelaksana Penanganan Bencana (Satlak PB) Musi Rawas Baidowie mengatakan, banjir tersebut disebabkan Sungai Rupit, Sungai Rawas, dan Sungai Musi meluap akibat hujan deras terus-menerus sejak pertengahan sampai akhir Januari. Menurut Baidowie, banjir itu lebih parah dibandingkan tahun 2006 lalu yang menggenangi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Muara Lakitan, Karang Dapo, dan Rawas Ilir. "Tahun ini banjir meluas ke Muara Rupit dan Muara Kelingi dan merendam sekitar 800 rumah," kata Baidowie. Pemerintah telah menyalurkan beras 55 ton, beras raskin 23,61 ton dengan jatah 5 kilogram per keluarga, dan beras operasi pasar 18 ton seharga Rp 4.000 per kg di lima kecamatan. Selain itu, disediakan tiga perahu karet untuk operasional petugas dan evakuasi warga. 50 hektar puso Sedikitnya 1.980 hektar tanaman padi di sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Selatan dilaporkan rusak akibat terendam banjir seminggu belakangan. Sekitar 50 hektar dikategorikan puso karena hancur. Tanaman padi yang terendam banjir yang terluas terdapat di wilayah Kabupaten OKU Timur, sekitar 1.364,25 hektar, di kawasan Lempuing, Kabupaten OKI 325 hektar, dan di areal pertanian Lahat, 291 hektar. "Banjir yang sempat menggenangi areal pertanian di daerah ini cepat surut sehingga tidak berdampak serius pada tanaman. Lain halnya kalau terendam berhari-hari tanpa henti. Sudah pasti banyak padi warga yang rusak berat atau puso," ujarnya. Jambi belum surut Sementara itu, di Jambi banjir sudah lebih dari sepekan menggenangi sebagian Kota Jambi dengan ketinggian 50 sentimeterhingga 80 sentimeter. Permukiman warga terlalu dekat dengan sungai sehingga luapan air terus-menerus menggenangi rumah warga. Di Kampung Sijenjang Luar, Kelurahan Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur, ketinggian air sekitar setengah meter di permukiman warga sepanjang Sungai Batanghari. Menurut Samsiah, warga setempat, banyak warga yang tidak memiliki perahu. "Setiap keluar rumah, baju kami mau tidak mau basah kena banjir," tuturnya. Masyarakat juga mengeluh akibat banjir, mereka terpaksa menunda jadwal bertanam padi. Di Kampung Pulau Pandan, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, ketinggian air sekitar 50 sentimeter hingga 80 sentimeter. Kemarin, hujan deras kembali mengguyur Kota Jambi sekitar pukul 15.00. Tiga jalan putus Tiga ruas jalan dan satu gorong-gorong di Desa Hapalah Dan Bangling, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, putus akibat diterjang banjir. Ketiga ruas tersebut terendam banjir setinggi 30 sentimeter hingga satu meter dalam tiga hari terakhir. Banjir di empat kecamatan dalam Kabupaten Hulu Sungai Utara juga terus meninggi. Semula banjir di daerah itu hanya setinggi 20 sentimeter kemarin naik hingga 0,5 meter. Empat kecamatan tersebut adalah Amuntai Utara, Amuntai Tengah, Amuntai Selatan, dan Banjang. Sekretaris Satlak PB Kabupaten Tabalong Marzuki Hakim mengatakan, banjir yang masih parah ada di Kecamatan Banua Lawas. Sementara genangan yang menutup ketiga ruas jalan bersumber dari luapan Sungai Tabalong dan Danau Panggang. "Bantuan makanan belum diberikan karena belum ada pengungsian. Warga masih bertahan di rumah masing-masing," kata Marzuki, yang juga Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Tabalong. Antisipasi bersama Pakar Hidrologi Universitas Padjadjaran Bandung Chay Asdak mengatakan, hujan yang menyebabkan banjir ini tidak dalam hitungan hujan ekstrem. Pasalnya, hingga kini curah hujan yang ada tidak melebihi 55 milimeter per jam. Kebanyakan hujan turun di bawah ukuran itu. Namun, akibat buruknya manajemen penyerapan dan antisipasi, hujan tersebut akhirnya menimbulkan banjir dalam skala besar. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini, perlu keseriusan berlipat mengantisipasinya. Antara lain kerja sama yang erat antara dinas terkait. Pasalnya, efek domino yang ada harus ditanggulangi banyak instansi terkait. Selain itu, pemahaman terhadap sumber banjir pun harus terus dipahami dan dijadikan pelajaran untuk tahun selanjutnya. "Walaupun sekarang sudah dilakukan beberapa cara menanggulanginya, peningkatan usaha itu harus tetap dilakukan oleh pemerintah," kata Asdak. Perkotaan dan pedesaan Ada permasalahan berbeda soal banjir yang terjadi di perkotaan dan pedesaan. Di daerah perkotaan, menurut Asdak, hal yang paling terutama adalah masalah drainase. Dari tidak ada drainase, drainase rusak, hingga minimnya perawatan. Hal inilah yang sering kali dilupakan oleh dinas terkait. Padahal, kejadian ini hampir terus terjadi di beberapa kota besar. Sementara di daerah pedesaan, penyebab terutama adalah minimnya resapan air alami berupa hutan. Akhirnya air langsung turun ke sungai. Namun, akibat tidak mampu menahan air, sungai pun meluap sembari membawa lumpur dan menggenangi sawah atau rumah. "Di sinilah peran dinas terkait diperlukan. Untuk pengerukan diperlukan bantuan dinas pekerjaan umum. Untuk penanganan erosi lahan, diperlukan kerja sama dinas pertanian. Sedangkan penebangan hutan dan penambangan liar diperlukan kerja sama dinas kehutanan dan pertambangan," kata Asdak. "Travel" terhenti Akibat banjir yang melanda kota Jakarta, berapa perusahaan travel di Kota Bandung terpaksa menghentikan atau menunda keberangkatan. General Manager Travel Cipaganti Ellien Endarlin mengatakan, sejak Jumat pukul 10.00, sedikitnya 14 mobil jurusan Bandung-Jakarta harus berhenti beroperasi. Pasalnya, jalur yang biasa dilalui terendam banjir. "Beberapa masih beroperasi tetapi rutenya harus dialihkan. Seperti travel jurusan Mangga Dua harus mengambil rute Cikini," ujar Ellien. Cipaganti memiliki sedikitnya 130 mobil untuk jurusan Bandung-Jakarta dengan 12 titik tujuan. Banjir di Jakarta mengakibatkan perusahaan travel yang berkantor di Jalan Gatot Subroto Nomor 94 Bandung ini merugi hingga Rp 75 juta. "Saya berharap banjir segera dapat diatasi sehingga kerugian kami tidak terus bertambah," ujarnya. Keluhan serupa disampaikan Oki, pemilik Buahbatu Travel. Akibat banjir yang melanda Jakarta, keberangkatan dua mobil travel-nya harus ditunda sampai dengan waktu yang belum pasti. Selain itu, beberapa mobil lainnya keberangkatannya dimajukan. (ITA/LKT/ZUL/FUL/ CHE/MHF/BAY) Post Date : 03 Februari 2007 |