|
Padang, Kompas - Hujan lebat sepanjang hari Jumat (26/8) di Kota Padang, Sumatera Barat, menyebabkan sedikitnya 1.000- an unit rumah dilanda banjir, menyusul meluapnya sejumlah sungai dan macetnya drainase kota. Bahkan, delapan unit kapal motor di Pelabuhan Muaro hanyut disapu arus Batang (Sungai) Arau yang deras. Sejauh ini tak ada laporan korban jiwa akibat banjir itu. Namun, air bah yang tiba-tiba menggenangi permukiman memang sempat membuat sebagian warga Kota Padang menjadi panik. Banjir kali ini betul-betul membuat kami panik. Bayangkan saja, air bah yang kotor dan penuh lumpur tidak hanya sekadar mengotori karpet, tetapi juga merusak sejumlah barang di rumah. Ini membuat kami tidak bisa tidur dan kerepotan, kata Ny Devi (35), warga Kalumpang, Kecamatan Koto Tangah. Berdasarkan pantauan Kompas, paling tidak sekitar ratusan rumah di Kalumpang, yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Batang Kandih, tampak digenangi air setinggi satu meter. Warga tampak sibuk menyelamatkan berbagai barang berharga dan anak-anaknya agar luput dari genangan banjir. Tidak hanya perumahan di Kalumpang, di sejumlah kompleks perumahan lain di Lubuk Buaya, Lubuk Begalung, Tabing, Batang Kabung, Ganting juga digenangi air bah. Sedikitnya ada ribuan rumah di Padang yang digenangi banjir ini. Tidak hanya sejumlah sungai yang meluap, tetapi juga sejumlah saluran air seperti di Purus, Pasa Mudiak. Sejumlah ruas jalan digenangi air sampai setinggi 30 sentimeter. Wali Kota Padang Fauzi Bahar membenarkan bahwa hujan yang tiada henti sepanjang hari Jumat telah menyebabkan sedikitnya 1.000-an unit rumah yang tersebar di sejumlah lokasi digenangi air. Biasanya, genangan air hanya sebentar. Tetapi, sekarang dikhawatirkan bisa lama karena hujan tiada henti. Apalagi kalau tengah terjadi pasang naik air laut, ketinggian genangan air bisa semakin bertambah, kata Fauzi. Menurut dia, sampai saat ini belum ada laporan tentang rumah yang hanyut dan adanya korban jiwa. Beberapa rumah warga dan sejumlah ruas jalan hanya sebatas digenangi air yang ketinggiannya bervariasi yaitu 30 sentimeter sampai 100 meter. Masyarakat diminta untuk tetap waspada. Tim Satkorlak Kota Padang sudah dikerahkan untuk terus memantau banjir dan membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Masyarakat yang bermukim di daerah perbukitan juga diminta Fauzi Bahar untuk waspada dari ancaman longsor. Fauzi menjelaskan, hujan lebat yang mengguyur Kota Padang cepat menggenangi badan jalan dan perumahan warga karena keterbatasan drainase sekunder dan tersier. Sehingga, genangan belum dapat segera tersalurkan menuju sungai-sungai yang telah dinormalisasi. Selain itu, karena topografi kota, yang sebagian atau sekitar 3.500 hektar berada di kawasan dataran rendah, dataran aluvial yang terbentuk oleh tiga aliran sungai utama, yaitu Batang Arau, Batang Kuranji, dan Batang Air Dingin, memang menjadikan wilayah Kota Padang rawan banjir, papar Wali Kota Padang Fauzi Bahar. (NAL) Post Date : 27 Agustus 2005 |