SUBANG, (PR).- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kab. Subang dalam dua hari terakhir ini telah membuat tiga sungai yang melintas di empat kecamatan, yaitu Kec. Pamanukan, Legonkulon, Sukasari, dan Pusakanegara meluap, Selasa (18/1). Luberan air sungai kemudian menyergap ribuan rumah dan sawah milik warga di empat kecamatan tersebut.
Di Indramayu, lima kecamatan yakni Kec. Patrol, Bongas, Sukra, Kandanghaur, dan Losarang, Selasa (18/1) juga terendam banjir akibat meluapnya sejumlah sungai.
Menurut pemantauan "PR", tiga sungai di Subang yang tidak kuat menampung volume air hujan itu adalah Sungai Cigadung, Sungai Pangaritan, dan Sungai Semak. Karena letak sungai tidak jauh dari permukiman warga, luapan air langsung menerjang permukiman penduduk dan areal sawah setinggi 50-75 sentimeter.
Sergapan air bah juga nyaris melumpuhkan aktivitas di kota Kec. Pamanukan. Banjir menggenangi sejumlah ruas jalan di sekitar pusat kota Kec. Pamanukan sehingga masyarakat yang melintasi jalan tersebut harus berjalan ekstra hati-hati.
Demikian pula sejumlah pedagang yang bisa berjualan di sekitar jalan tersebut terpaksa harus menutup lapaknya karena terganggu genangan air. "Air mulai menggenangi rumah, sawah, dan jalan raya sejak dini hari (Selasa-red.)," ujar salah seorang warga Pamanukan, Suminta (45).
Menurut dia, hal itu menyebabkan sejumlah warga di tiga desa di Kec. Pamanukan terpaksa mengungsi ke tempat yang aman. Namun, ada juga yang bertahan di rumahnya masing-masing karena khawatir barang-barangnya hilang.
Sementara itu, Camat Pamanukan Rukendi mengatakan, bencana banjir yang melanda wilayahnya telah merendam sedikitnya 984 rumah di Desa Pamanukan, 466 rumah di Desa Pamanukan Hilir, 574 di Desa Pamanukan Sebrang, dan 3.421 di Desa Mulyasari. Sementara jumlah sawah yang diterjang banjir mencapai 609 hektare.
Selain itu, genangan banjir juga telah menutup ruas jalan raya, jalan desa, sekolah, dan tempat ibadah setinggi 50-75 sentimeter. "Yang kami khawatirkan adalah tanaman padi membusuk akibat bencana ini. Sebab, usia tanam pada areal yang terendam baru dua bulan.
Hal serupa terjadi juga di Kec. Sukasari, Legonkulon dan Pusakanegara. Di tiga kecamatan itu, ribuan rumah warga dilaporkan tertutup genangan air yang berasal dari luapan air sungai.
Menurut Camat Pusakanegara Ela Nurlaela, rumah yang terendam banjir di wilayahnya mencapai 1.505 unit, sawah 720 hektare, dan tambak 62 hektare. "Mudah-mudahan air cepat surut," kata Ela.
Sementara Camat Sukasari Abdul Rohman mengatakan, areal sawah yang tergenang banjir di wilayahnya mencapai 150 hektare dan 100 hektare tambak bandeng siap panen. Namun, rumah yang diterjang banjir tidak banyak, yaitu hanya puluhan rumah.
Di Kec. Legon Kulon, luapan banjir diperparah oleh limpasan air laut pasang atau rob. Hal tersebut mengakibatkan ratusan rumah di kecamatan itu menjadi langganan banjir.
Dari Indramayu dilaporkan, Kec. Patrol menjadi tempat terparah yang terkena banjir karena merendam lima desa. Kelima desa itu adalah Desa Sukahaji, Patrol, Patrol Lor, Limpas dan Desa Bugel dengan ketinggian air antara 50 sentimeter hingga 1 meter di kawasan permukiman penduduk.
Menurut warga Desa Patrol, Sukandi, banjir akibat meluapnya sejumlah sungai menyusul tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir mulai menggenangi kawasan permukiman penduduk sejak subuh. Pada awalnya warga tidak terlalu khawatir, karena setiap musim penghujan sejumlah kawasan selalu tergenang. "Namun, air yang biasanya berangsur surut setelah menggenangi beberapa saat, semakin siang semakin meninggi," ujarnya.
Bahkan, ketinggian air di beberapa lokasi permukiman mencapai di atas satu meter hingga warga bergegas menyelamatkan harta bendanya agar tidak terendam. Sebagian warga juga mulai mengungsi ke wilayah-wilayah yang dianggap aman.
Camat Patrol Wasga C. Wibowo yang dihubungi "PR" secara terpisah, membenarkan parahnya banjir yang melanda wilayah kecamatan yang dipimpinnya. "Berdasarkan data yang kami kumpulkan, tak kurang dari tiga ribu rumah penduduk di Kecamatan Patrol yang terendam banjir," ujarnya.
Bahkan, menurut dia, tak kurang dari 7 rumah penduduk yang mengalami kerusakan parah akibat terjangan banjir. Rumah yang mengalami kerusakan, kata dia, khususnya yang berada di pinggiran sungai yang terkena terjangan air.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti jumlah kerugian akibat banjir besar yang melanda lima wilayah kecamatan tersebut. Namun, Wasga memastikan, kerugian terbesar terjadi di sektor pertanian. Sebab, bila genangan air merendam cukup lama, ribuan hektare tanaman padi yang ada bisa mengalami kegagalan panen.
Bupati Indramayu Anna Sophanah sempat meninjau langsung kawasan yang terendam banjir di Desa Bugel, Kec. Patrol. Pada kesempatan itu, Anna yang melakukan peninjauan didampingi suaminya, Irianto M.S. Syafiuddin, memberikan bantuan sembako kepada warga yang terkena banjir yang berada di sejumlah tempat pengungsian.
Menurut Kabag Humas Pemkab Indramayu, Masayu Nurhayati Roni, Bupati pada kesempatan tersebut telah memerintahkan para petugas medis RS MA Sentot Patrol untuk melakukan langkah-langkah tanggap darurat. "Khususnya dalam penanganan penyakit akibat banjir, Bupati meminta warga yang berobat tidak dipungut biaya," kata Masayu.
Hingga Selasa (18/1) malam, petugas Kecamatan Sukra mencatat sedikitnya 1.500 rumah terendam akibat luapan sungai-sungai di wilayah itu menyusul hujan deras yang tak kunjung berhenti.
Camat Sukra Mulya Sedjati ketika dikonfirmasi mengatakan, banjir di wilayah Desa Sumuradem merendam jalur utama pantura. Akibatnya, arus lalu lintas dari dan menuju Jakarta tersendat. "Petugas kepolisian mengatur lalu lintas untuk menghindari kemacetan, sementara petugas lain membantu penanganan warga yang mengungsi," ujar Mulya.
Tidak hanya merendam rumah, sawah, tambak, dan jalur utama pantura, banjir di Kabupaten Indramayu juga menyebabkan seorang warga terseret arus sungai. Korban diketahui bernama Waryat (60), penduduk Desa Margamulya RT 13 RW 03 Kec. Bongas, Kabupaten Indramayu.
Kapolsek Bongas Ajun Komisaris Sudarsa mengatakan, korban terseret arus Sungai Gebang Mampang, salah satu sungai besar di desa tersebut, saat korban buang hajat. Hingga berita ini dibuat, petugas gabungan dari Polri, TNI, dan sukarelawan, belum menemukan korban. "Kami berkoordinasi dengan petugas di hilir aliran sungai untuk melakukan pencarian korban," ujar Sudarsa.
Ketua Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsian (PBP), Ari Nurzaman, ketika meninjau lokasi pengungsian di halaman Masjid Darussalam, Desa Bugel mengatakan, pihaknya telah menurunkan puluhan personel Tagana dan empat perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir. Selain itu, kata dia, pemerintah kabupaten telah menyiapkan bantaun bahan pangan pokok, selimut, dan obat-obatan. (A-106/A-96)
Post Date : 19 Januari 2011
|