Ribuan Rumah Terendam

Sumber:Kompas - 23 Juli 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Bandar Lampung, Kompas - Ribuan rumah di Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung, terendam banjir bandang, Kamis (22/7). Curah hujan yang tinggi juga mengakibatkan lima rumah di daerah itu rusak terkena longsor.

Banjir terjadi sekitar pukul 04.00. Ketinggian air berkisar 30-90 sentimeter. Hingga pukul 09.00, sejumlah rumah di Panjang masih terendam air setinggi lutut.

Menurut Camat Panjang Bahirumsyah, banjir terjadi di sedikitnya dua kelurahan, yaitu Panjang Utara dan Panjang Selatan. Daerah ini terkenal dengan kepadatan penduduknya. Yang terparah Kelurahan Panjang Utara. Menurut Lurah Panjang Utara M Supriyadi, tak kurang dari 2.000 rumah terendam di wilayahnya. Banjir sempat merendam jalan lintas Sumatera.

Banjir juga merendam empat sekolah di Panjang Utara, yaitu SDN I, II, III, dan MI Nahdatul Anwar. ”Tadi pagi yang hadir hanya sekitar 30 persen (dari 340 murid). Murid yang masuk kami pulangkan karena kedinginan,” kata Wurida (57), Wakil Kepala SD Negeri III Panjang Utara.

Tidak jauh dari lokasi banjir, di kawasan perbukitan Panjang terjadi longsor, yaitu di daerah Pancur dan Planet, Panjang Utara. Dalam musibah itu lima rumah rusak, dua di antaranya hancur.

Seorang warga dilarikan ke rumah sakit akibat tertimpa reruntuhan tembok rumahnya. Sementara penduduk lain telah mengungsi semalam sebelumnya. Longsor juga merusak sebuah jembatan yang menghubungkan dua kampung di Panjang Utara dan Panjang Selatan.

”Untung kami masih bisa lari. Kalau tidak, ya ikut remuk. Tetapi sekarang kami tidak punya tempat tinggal,” kata Ishak Toni, warga Pancur.

Rumah Ishak tertimpa tebing yang berada di atasnya. Jalan menuju tempat ini sangat curam dan berada di dekat ngarai dan aliran Kali Dako.

Menurut Supriyadi, sebulan sebelumnya longsor juga terjadi di wilayahnya dan merusak delapan rumah.

Bahirumsyah menuturkan, musibah kali ini dipicu banjir bandang kiriman dari Lampung Selatan. ”Banjir ini kiriman dari hulu di gunung, Lampung Selatan, karena itu penuh lumpur,” katanya.

Dia meminta warga tidak terlalu banyak berharap mendapatkan bantuan materi. ”Kami tidak punya dana taktis untuk hal-hal semacam ini,” ujarnya. (jon)



Post Date : 23 Juli 2010