|
Padang, Kompas - Hujan lebat mencapai 200-250 mm di Sumatera Barat sepanjang Senin (22/1) petang hingga Selasa dini hari, menyebabkan banjir besar di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Sedikitnya 3.000 rumah warga Kota Padang yang berada di daerah aliran Batang (Sungai) Kandis dan Batang Kasang terendam. Menurut pantauan Kompas, hingga Selasa siang evakuasi terhadap penduduk yang bertahan di dalam rumah karena terkepung banjir masih berlangsung dengan menggunakan perahu karet. Ketinggian air di dalam rumah mencapai 1-2 meter, tetapi sejak pukul 15.00 kemarin air mulai surut. Meskipun tidak ada korban jiwa, warga korban banjir mengalami kerugian material karena barang-barang rusak, hancur, hanyut, atau ternak mati, dan sebagainya. "Aktivitas warga menjadi terhenti, tidak bisa masuk kantor atau anak-anak tak bisa sekolah," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Padang Hasrul. Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Koto Tangah Gusrial Agus mengatakan, di Kecamatan Koto Tangah ada enam kelurahan yang rawan banjir, yaitu Kelurahan Lubuak Buayo, Batipuah Panjang, Padang Sarai, Dadok Tunggul Hitam, Aia Pacah, dan Batang Kabung Ganting. "Karena dekat dari alur Batang Kandis, Kelurahan Batipuah Panjang dan Kelurahan Lubuak Buayo lebih parah," katanya. Di kelurahan ini ada 808 keluarga atau 3.862 jiwa yang menjadi korban banjir. Di Batipuah Panjang ada 1.203 keluarga (6.636 jiwa), di Padang Sarai sekitar 127 keluarga, dan di Dadok Tunggul Hitam 600 keluarga. Normalisasi sungai Wali Kota Padang Fauzi Bahar prihatin melihat kondisi warganya yang dilanda banjir setiap kali hujan di atas normal. "Kunci untuk menanggulangi bencana banjir ini adalah normalisasi tiga sungai yang muaranya satu, yaitu Batang Kandis, Batang Kasang, dan Batang Anai. Satu sungai terakhir berada di kawasan Kabupaten Padang Pariaman, tetapi dampaknya ke warga Kota Padang," kata Fauzi. (nal) Post Date : 24 Januari 2007 |