KARAWANG, (PR).- Ribuan rumah di Kecamatan Cikampek dan Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, terendam selama tujuh jam akibat dibukanya pintu air Situ Kamojing, Kamis (4/3) malam.
Di Kabupaten Cirebon, banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Waled, Jumat (5/3) dini hari sempat menggenangi sekitar 1.500 rumah warga di empat desa, masing-masing Desa Mekarsari, Gunungsari, Ambit, dan Desa Ciuyah.
Dari informasi yang dihimpun "PR", dibukanya pintu Situ Kamojing di Kab. Karawang telah menyebabkan air di tiga sungai meluap dan merendam perumahan yang letaknya bersisian dengan sungai. Akibatnya, warga memilih mengungsi ke masjid dan jalan raya.
Di Kec. Cikampek, air merendam 1.867 rumah di tiga desa, yakni di Desa Dawuan Tengah 1.600 rumah, Desa Cikampek Timur 210 rumah, dan Desa Cikampek Selatan 57 rumah. Di Kec. Kotabaru, merendam 400 rumah di Desa Pangulah Utara dan 300 rumah di Desa Pangulah Baru.
Desa Dawuan Tengah merupakan wilayah dengan kondisi terparah. Seperti, di Perumahan Bumi Mutiara Indah ketinggian air mencapai 1,5 meter. Yani (52) penghuni di Blok J8, mengatakan, air masuk sekitar pukul 20.00 WIB. "Air masuk ke perumahan kami ini selalu malam hari," katanya ketika diungsikan menggunakan truk polisi, Kamis (4/3) malam.
Sedangkan di Blok D, ketinggian air mencapai 30 sentimeter. Air masuk seusai hujan deras. Mahmud (65) mengaku segera keluar rumah karena khawatir air semakin tinggi.
Hal serupa terjadi di Perumahan Karang Indah Mas, Kec. Cikampek. Warga memilih berdiam di jalan raya karena khawatir air semakin tinggi.
Menurut Sekretaris Daerah Pemkab Karawang Arifin H. Kertasaputra, banjir semalam merupakan kiriman dari Purwakarta. Ditambah air di Situ Kamojing meluber sehingga perlu dibuka agar tekanannya tidak menjebol pintu.
Di Kab. Cirebon
Dari Kab. Cirebon dilaporkan, air bah yang datang tiba-tiba hingga menyebabkan banjir itu berasal dari luapan Sungai Ciberes.
Sesuai informasi yang dihimpun, luapan air tersebut sebetulnya terjadi sejak Kamis (4/3) malam. Sekitar pukul 20.30 WIB, warga yang berada di lokasi terparah sudah mengungsi. Rumah warga yang tergenang itu umumnya terletak di sekitar Sungai Ciberes.
Menurut keterangan sejumlah warga, genangan air akibat banjir bandang itu merupakan yang paling parah dibandingkan dengan sebelumnya. "Karena ketinggian air sudah mencapai satu setengah meter, kami pun mengungsi ke desa tetangga karena takut terendam," kata Ny. Masiroh (50) yang tinggal di Blok Kliwon Desa Mekar Sari.
Sementara itu, Camat Waled, Kusdiono, mengungkapkan belum berencana melakukan evakuasi secara massal. (A-146/A-153)
Post Date : 06 Maret 2010
|