|
MEDAN - Banjir yang melanda sebagian wilayah di Tanah Air menimbulkan kerugian material yang sangat besar. Seperti dilaporkan Pembaruan, hujan yang melanda kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (18/1) lalu, mengakibatkan jebolnya tiga tanggul di Sungai Batangserangan. Akibatnya, ribuan rumah penduduk di enam dari total 20 kecamatan yang ada di kabupaten itu, terendam air dengan ketinggian bervariasi mencapai kurang lebih dua meter, hingga Sabtu (22/1) pagi. Keenam kecamatan yang terendam air adalah Kecamatan Batang Serangan, Sawit Seberang, Padang Tualang, Gebang, Hinai dan Tanjung Pura. Sedangkan tiga tanggul yang jebol yakni Tanggul Kuala Besilam, Tanjung Slamat, Tanjung Putus. Ketiga tanggul tersebut terletak di Kecamatan Padang Tualang. Sejauh ini belum ada laporan korban yang tewas berkaitan dengan kejadian tersebut. Dari pantauan Pembaruan, hingga Sabtu (22/1) pagi rumah-rumah penduduk di Kecamatan Gebang dan perbatasan Tanjung Pura, masih tergenang air mencapai ketinggian satu meter lebih. Sebagian penduduk terlihat masih bertahan di rumahnya. Sedangkan ratusan penduduk di kecamatan Gebang, terpaksa mengungsi ke tempat keluarga terdekat. Sementara listrik di daerah tersebut juga mati. Air sungai bercampur hujan juga merembes dan merendam jalan lintas Binjai-Langkat dengan ketinggian bervariasi hingga mencapai lutut orang dewasa. "Kalau sekedar banjir disini memang sudah beberapa kali. Apalagi kalau sungai Batang Serangan meluap. Tetapi tidak sampai seperti ini dan terendam sedalam ini," kata Benny Lubis (48), warga di kecamatan Gebang. Salah seorang staf pegawai (Kesbang Linmas) Kabupaten Langkat, yang dijumpai Pembaruan di kantornya, mengatakan akibat terendam air, ribuan penduduk di enam kecamatan tersebut hingga kini terpaksa mengungsi. Menurutnya mereka sebagian tinggal di tempat saudara dan sebagian lainnya di tempat pengungsian yang telah disediakan oleh pemerintah. Menurutnya Bupati Langkat Syamsul Arifin SE juga sebelumnya telah memberi sejumlah bantuan berupa beras dan makanan lainnya kepada penduduk yang mengungsi. Namun ketika ditanya jumlah pengungsi yang terdata hingga saat ini, menurutnya belum ada. Alasannya bahwa data tersebut sejak Selasa (18/1) belum dikirim dari kantor kecamatan akibat terendam banjir. Sementara dari pantauan, kantor Bupati maupun Kesbang Linmas Kabupaten Langkat, tidak beraktivitas. Terserang Diare Sementara itu dari Pontianak dilaporkan banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) termasuk Kabupaten Pontianak mulai surut. Tetapi kini muncul masalah baru yakni warga mulai terserang berbagai penyakit, di antaranya gatal-gatal, diare, dan penyakit kulit . Pengakuan itu Bupati Kabupaten Landak Kornelis MH dalam percakapan dengan Pembaruan di Pontianak, Kamis (20/1). Untuk itu, pihaknya menurunkan tim medis ke desa yang terendam banjir. Mereka akan memberikan bantuan pengobatan kepada warga yang terkena musibah banjir. Di samping itu, kata Kornelis, sudah meminta bantuan ke pemerintah provinsi dan pusat dalam rangka bantuan penanganan kesehatan, perbaikan dan pembangunan tanggul, jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir. "Sebab jika hanya mengandalkan Aanggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Landak maka hal itu tidak mungkin dapat dilakukan. Untuk itulah diharapkan bantuan dari provinsi maupun pusat agar masalah yang timbul akibat musibah banjir dapat segera diatasi,'' katanya. Sementara itu, data yang diterima Pembaruan dari Kimpraswil Provinsi Kalbar, luas lahan yang rusak akibat banjir di Kota Pontianak mencapai 4,961 hektare, dan 12 jembatan, dengan total kerugian mencapai 55,804 miliar. Sementara kerugian secara ekonomi diperkirakan mencapai Rp 100 miliar. Untuk Kabupaten Sanggau ruas jalan yang rusak mencapai 33 km, di Sintang mencapai 4 km khususnya yang ada di Kota Sintang. Hingga saat ini kerugian total dari kabupaten yang dilanda banjir belum diterima secara resmi. Pemprov Kalbar sudah meminta kepada seluruh kabupaten yang terkena banjir untuk segera melaporkan seluruh kerugian dan dampak akibat yang dideritar, sehingga dapat diketahui bantuan apa yang dapat diberikan baik sembako, obat-obatan dan dana. "Jika memang diperlukan pihaknya akan mengajukan bantuan ke pemerintah pusat," ujar Humas Pemprov Kalbar, Hamdan, Kamis (20/1). Demam Berdarah Sementara itu, penyakit demam berdarah (DB) mulai berjangkit dan menyerang warga Bali khususnya yang ada di Kota Denpasar. Dalam bulan Januari ini muncul 65 kasus DB , dua di antaranya tidak tertolong kendati sempat dirawat di RS Sanglah Denpasar. Informasi yang berhasil dihimpun Pembaruan, hingga Kamis (20/1) di RS Sanglah korban yang terserang DB yang harus menjalani rawat inap tercatat 24 orang, enam orang dari pasien tersebut adalah anak-anak. Jumlah penderita Db ini diprediksi akan terus meningkat kalau masyarakat kurang peduli terhadap lingkungannya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr Dewa Oka mengakui bahwa mengantisipasi berkembangnya kasus DB di Bali, pihaknya telah berupaya memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Penyluhan yang dimaksudkan supaya masyarakat mengantisipasi lebih dini berkembangnya kasus ini. Kata dia, ada tiga prinsip yang harus dilakukan masyarakat mengantisipasi kasus DB yang disebut 3M yakni, menguras, menutup dan menimbun barang bekas . Pencegahan terhadap berkembangnya kasus DB dapat dilakukan dengan menjaga lengkungan supaya tetap bersih, disamping melakukan penyemprotan sarang nyamuk yang menularkan penyakit DB. Walikota Denpasar, Drs AA Puspayoga yang ditemui terpisah juga mengatakan, kasus DB merupakan kasus yang terjadi setiap tahun di Kota Denpasar. Karena itu, pihaknya beberapa kali telah melakukan penyemprotan di beberapa tempat yang diyakini rawan terjadinya DB. "Kami telah menginstruksikan bahwa penyemprotan saja tidak cukup kalau masyarakat tidak peduli dengan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan lebih penting kalau ingin menekan kasus DB," katanya. (151/146/137) Post Date : 22 Januari 2005 |