|
Bandung, Kompas - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bandung sejak Sabtu sore hingga Minggu (20/2) dini hari mengakibatkan ribuan rumah dan puluhan hektar sawah terendam air. Ribuan warga yang rumahnya dilanda banjir terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini belum diketahui nilai kerugian akibat banjir tersebut. Salah satu wilayah yang terkena banjir adalah Kelurahan Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot. Menurut pegawai Bagian Umum Kelurahan Pasawahan, Endang, yang ditemui di kantor kelurahan, Minggu (20/2), empat rukun warga (RW) di wilayah ini terkena banjir. Wilayah itu adalah RW 01, RW 02, RW 03, dan RW 06. Kondisi banjir di RW 03 merupakan yang paling parah. Menurut data Kelurahan Pasawahan, sedikitnya 293 rumah dan empat buah masjid terendam air setinggi antara 10 sentimeter hingga 1,5 meter. Akibatnya, 663 keluarga harus mengungsi. Menurut Ketua RT 01 RW 03, Kelurahan Pasawahan, Dayeuhkolot, Arifin Somantri, akibat hujan yang turun sejak Sabtu sore, ketinggian air naik menjadi sekitar satu meter dari permukaan tanah. Sekitar pukul 19.00 hujan sempat berhenti, tetapi kemudian hujan turun kembali dan bertambah deras. Ketinggian air terus meningkat dan mencapai puncaknya sekitar pukul 01.00 dini hari. "Air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 01.00. Beruntung barang-barang sudah saya naikkan ke lantai atas," kata Arifin. Tergenang air Arifin mengaku telah meninggikan permukaan rumahnya sekitar satu meter. Namun, tetap saja ruang tamu yang terletak di lantai satu tergenang air setinggi 40 sentimeter. Berdasarkan pemantauan Kompas di Gang Masjid, yang terletak di Jalan Cisirung, ketinggian air bervariasi. Semakin jauh berjalan ke dalam gang, air semakin tinggi, mencapai leher orang dewasa. Untuk mencapai rumah terakhir yang berada dalam gang itu, harus menggunakan rakit dari ban bekas. Begitu juga dengan Masjid Jami Al-Amanah yang berada di ujung gang tersebut. Badan bangunan sudah tidak tampak sama sekali. Yang tampak hanya bagian konsol dan atap bangunan. Menurut Ny Adeng, yang menumpang di rumah Arifin, ketinggian air di rumahnya, terletak di ujung gang tersebut, telah mencapai langit-langit rumah. Ia mengaku hanya membawa semua pakaian dan tujuh anaknya. Barang-barang, seperti tempat tidur, kasur, lemari, dan perkakas dapur, terpaksa mereka tinggalkan. Begitu juga dengan Entis, warga yang mengaku telah menempati wilayah ini sejak tahun 1960-an. Lantai satu rumahnya telah terendam air setinggi 1,5 meter. Beruntung lantai atas rumah Entis bisa didiami sehingga tidak perlu repot-repot mengungsi. Arifin mengakui, wilayah Dayeuhokolot merupakan daerah langganan banjir. Banjir besar pertama pernah terjadi tahun 1994. Setelah itu, terjadi lagi tahun 2001. Namun, tidak setinggi seperti sekarang ini. Beberapa warga yang ditemui mengaku memiliki keinginan untuk pindah ke tempat yang lebih baik. Namun, mereka terbentur masalah biaya. "Kalau ada yang mau beli tanah dan rumah di sini dan harganya cocok, kami mau pindah," kata seorang warga. Sementara itu, di Gang Citepus I, RW 06, air sudah mulai surut pada hari Minggu. Sekitar pukul 14.30 ketinggian air sudah mencapai pusar orang dewasa. Tidak tampak penghuni rumah di sekitar gang tersebut. Di Sungai Citepus yang melewati Jalan Cisirung ketinggian air hampir mencapai bagian bawah jembatan. Tampak juga tumpukan sampah setinggi hampir satu meter menumpuk di sisi jembatan. Jalan setapak yang lebarnya 1,5 meter, terletak persis di tepi Sungai Citepus, yang menghubungkan wilayah Bojong Garmen dengan Kampung Sekeandur, terendam air setinggi tiga meter. Ketinggian air hampir menyamai tinggi tembok-tembok pabrik yang berada di sisi kanan dan kiri sungai. Selain Kelurahan Pasawahan, lima RW di Desa Cangkuang Wetan dan satu RW di Desa Citeureup dilanda banjir. Sekitar 554 rumah dan tiga masjid di Desa Cangkuang Wetan serta 135 rumah di Desa Citeureup terendam air. Berdasarkan data dari Kelurahan Andir, Kecamatan Bale Endah, sembilan RW terendam. Sedikitnya 1.325 rumah, tiga bangunan sekolah dasar dan delapan masjid terendam air dengan ketinggian antara 50 sentimeter hingga dua meter. Untuk sementara, 1.755 keluarga diungsikan ke tempat yang lebih aman. Jumlah rumah yang terendam 81 dan sawah seluas 40 hektar. Hingga saat ini kerugian materiil belum bisa diketahui. (mhd) Post Date : 21 Februari 2005 |