Ribuan Meteran Air Rusak

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 Mei 2007
Kategori:Air Minum
KARAWANG, (PR).-Sebanyak 2.668 alat ukur (meteran-red.) penggunaan air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) "Tira Tarum" Pemkab Karawang, saat ini dalam kondisi rusak berat. Akibatnya, perusahaan tersebut kehilangan pemasukan sekitar Rp 12 juta per bulan.

"Gara-gara meteran rusak, penggunaan air oleh konsumen tidak terukur. Akhirnya, petugas kami mencatat penggunaan air dengan sistem tembak," ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama PDAM Tirta Tarum, H. Open Supriyadi, Jumat (4/5).

Menurut dia, untuk menekan angka kerugian tersebut, pihaknya tengah berupaya mengganti semua alat ukur yang rusak secara bertahap. Selain itu, menekan pengeluaran yang tidak perlu, seperti mengurangi biaya lembur, biaya perjalanan dinas dan biaya pengobatan pegawai.

Dikatakan juga, hingga saat ini, PDAM Tirta Tarum masih mengalami defisit anggaran sekitar Rp 900 juta per tahun. Hal itu terjadi akibat tarif air yang dikenakan kepada pelanggan masih belum sesuai dengan biaya produksi.

Dikatakan, tarif air saat ini hanya Rp 1.400,00/meter kubik untuk pelanggan domestik atau non-niaga. Sementara biaya produksi mencapai Rp 1.700,00/meter kubik. Dengan demikian, PDAM masih harus menyubsidi pelanggan Rp 300,00/meter kubik.

Nilai subsidi tersebut, kata Open, masih bisa ditekan, jika pelanggan niaga dan industri jumlahnya signifikan. Artinya, subsidi silang bisa dilakukan karena tarif pelanggan niaga sedikit lebih mahal, Rp 2.000,00/ meter kubik.

Namun, subsidi silang belum bisa dilakukan karena jumlah konsumen niaga hanya 1.103, sedangkan konsumen domestik 31.988. "Rasio pelanggan belum mencukupi untuk subsidi silang," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Open juga menjelaskan, pihaknya baru saja melakukan pengurasan instalasi pengolahan air (water treatment/WT). Yang mengejutkan, kata Open, dari bak WT tersebut, endapan lumpur sudah mencapai 1,8 meter.

Akibat hal itu, proses pengurasan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari. "Kami mohon maaf kepada pelanggan jika suplai air ke rumah mereka terganggu," kata dia.

Dari pantauan "PR", hingga Jumat (4/5), proses pengurasan bak masih berlangsung. Sejumlah pekerja terlihat membersihan dinding-dinding bak dari endapan yang masih melekat. Meski begitu, proses pengolahan air tetap dilakukan, sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap suplai air kepada para pelanggan. (A-106)



Post Date : 06 Mei 2007