Ribuan Keluarga Mengungsi, Sungai Tidak Mampu Tampung Air Hujan

Sumber:Kompas - 25 Juli 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Medan, Kompas - Ribuan keluarga mengungsi akibat banjir yang melanda beberapa kabupaten di Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Banjir yang disebabkan hujan lebat, sehingga air sungai meluap dan menggenangi puluhan desa. Dilaporkan tiga korban meninggal dunia di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Ratusan rumah warga di Kabupaten Agam dan Pasaman Barat, Sumbar, terendam air setinggi satu hingga tiga meter. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Pasaman Barat Edi Gusti mengatakan, beberapa titik diterjang banjir besar pada Senin (23/7) pagi, di antaranya Batang Pasaman, Sungai Aur, Ujung Gading, dan Ranah Patahan.

Edi menjelaskan, banjir yang melanda wilayah Kabupaten Pasaman Barat disebabkan meluapnya beberapa sungai yang melintasi wilayah tersebut, Batang Pasaman, Batang Kenaikan, Air Balam, Batang Batahan, dan Batang Laping.

Informasi yang diperoleh Kompas, di wilayah Kecamatan Ranah Batahan, selain rumah, ratusan ternak juga hanyut terbawa air. Data dari Humas Pemkab Pasaman Barat menyebutkan, sebanyak 150 keluarga mengungsi.

Untuk mengantisipasi penyakit pascabanjir, kata Edi, Pemkab Pasaman Barat menurunkan tim kesehatan ke wilayah banjir serta menyediakan bahan pokok yang dibutuhkan warga.

Di Kabupaten Agam, banjir telah mengakibatkan sekitar 800 keluarga mengungsi. Informasi yang diperoleh Kompas, Kenagarian Tiku Utara, Tiku Selatan, dan Tiku V Jorong hingga ke kawasan Gadih Angik, masih terisolasi. Rahman, Kepala Bagian Humas Agam, menyatakan, warga sempat mengungsi ke rumah kerabatnya.

Rahman menjelaskan, banjir di wilayah tersebut disebabkan meluapnya air Sungai Batang Kasang dalam dua hari terakhir karena hujan lebat.

Sementara itu, banjir di tiga kabupaten di Sumut menyebabkan ratusan keluarga mengungsi. Kepala Polres Tapanuli Selatan AKBP Pranyoto menyatakan, banjir melanda 10 desa di Kecamatan Batangtoru dan Padang Sidimpuan Barat.

Banjir setinggi satu meter itu terjadi karena air Sungai Batang Toru meluap. Hujan yang terus turun membuat aliran sungai tidak bisa menampung banyaknya air. Tiga titik di Jalan Lintas Sumatera itu longsor. "Kami bersama-sama TNI dan pemkab turun memberikan bantuan kepada warga," tuturnya.

Banjir juga melanda Kabupaten Mandailing Natal dan Nias. Berdasarkan data Polres Mandailing Natal, jumlah pengungsi akibat banjir sekitar 150 keluarga. Mereka berasal dari Desa Kampung Sawah dan Bundo Kase di Kecamatan Natal. Banjir di Mandailing Natal juga melanda Kecamatan Batahan. Jumlah desa yang terkena banjir di kabupaten ini sebanyak 13 desa dengan ketinggian air satu meter.

Banjir di daerah itu terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Bangko, Kecamatan Batahan, karena curah hujan tinggi. "Banjir kali ini terjadi lebih besar dari tahun lalu karena melanda daerah yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir," tutur Kepala Polres Mandailing Natal AKBP Rudi Sumardiyanto.

Selain banjir, terdapat dua titik longsor di Kecamatan Lingga Bayu antara Kota Panyabungan dan Natal. Sampai saat ini, tuturnya, evakuasi dilakukan untuk mencari tempat yang lebih aman seperti sekolah, kantor pemerintahan, dan tempat ibadah. "Penanganan bencana dilakukan oleh masing-masing warga sendiri. Diperkirakan bantuan pemerintah akan datang ke lokasi pada Selasa (24/7) malam," tuturnya.

Banjir juga melanda Pulau Nias tepatnya di Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias, sekitar 60 kilometer dari Gunungsitoli. Banjir yang puncaknya terjadi pada Minggu (22/7) pukul 05.30 dini hari itu, tidak sampai merenggut korban jiwa.

Hanya saja, banjir menggenangi ratusan rumah dan sekitar 160 keluarga atau 470 jiwa mengungsi dari tempat tinggalnya untuk mencari tempat yang lebih tinggi. Kepala Polres Nias AKBP AS Sitorus, membenarkan adanya banjir itu. Namun, banjir tersebut katanya, merupakan banjir tahunan biasa. (NDY)



Post Date : 25 Juli 2007