|
Jakarta -- Banjir yang melanda DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten disebabkan berkurangnya tutupan lahan dan hutan di wilayah daerah aliran sungai (DAS), yaitu Cisadane, Ciliwung, dan Citarum. Asisten Deputi Urusan Pengendalian Kerusakan Sungai dan Danau Kementerian Lingkungan Hidup, Antung Deddy Radiansyah, mengatakan idealnya luas hutan dan lahan di sepanjang aliran sungai sebesar 30 persen. Namun, luas hutan dan lahan di tiga daerah aliran sungai itu menurun tajam hingga 8,25 persen sejak 2005. Dengan berkurangnya daerah resapan air, sejumlah daerah yang sebelumnya tidak pernah mengalami banjir, seperti Cinere, Cibubur, dan beberapa kawasan Bekasi, kini ikut terkena banjir. "Kondisi daerah aliran sungai untuk resapan air sudah tidak sehat lagi," kata Antung, yang ditemui Tempo di kantornya, kemarin. Menurut Antung, kondisi itu diperparah dengan bertambahnya tempat permukiman di sepanjang sempadan (pinggir) sungai. Sungai Ciliwung, misalnya. Tahun 2005, total sebaran tutupan lahan seluas 51.913 hektare. Jumlah itu menyusut 60 persen karena menjadi permukiman. "Akibatnya, badan sungai menyempit dan volume air bertambah tapi tidak terserap," ujarnya. Untuk memperbaiki kondisi itu, seluruh daerah aliran sungai dari hulu sampai hilir harus direhabilitasi. Salah satu langkah yang bisa dilakukan segera adalah dengan menanam pohon di sepanjang daerah aliran sungai. Ninin Damayanti Post Date : 09 Februari 2007 |