Suparjo (45), warga Desa Panjang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, tidak segan mengajak Argo (6), anaknya, ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Dia juga tidak khawatir membiarkan Argo berlari-lari di arena bermain dan sekitar tempat pembuatan kompos.
Tempat tersebut memang bukan seperti TPA pada umumnya yang identik dengan gundukan sampah. Udara di TPA yang terletak tak jauh dari Gunung Patiayam tersebut juga masih bersih, tidak tercium bau sampah busuk yang menyengat hidung.
"Tempat ini bagus untuk mengenalkan alam kepada anak," kata Suparjo, Rabu (24/6).
TPA Sukoharjo merupakan tempat penimbunan dan pengelolaan sampah berbasis edukasi lingkungan hidup. Di kawasan TPA tersebut terdapat kebun binatang mini, tempat pengolahan sampah menjadi kompos, arena bermain anak, bumi perkemahan, lahan pembibitan, peternakan kambing, dan pondok bacaan.
Koleksi kebun binatang mini itu berupa aneka macam burung, rusa, siamang, monyet, elang, kelelawar, musang, beruk, biawak, ular piton, dan iguana. Sebagian besar binatang-binatang itu merupakan pemberian instansi atau seseorang, sedangkan sebagian kecil dari alam sekitar.
Jarak antara tempat-tempat rekreatif sekaligus edukasi itu dengan lokasi pembuangan sampah sekitar 400 meter. Ke depan, wahana rekreasi dan edukasi akan ditambah lagi dengan pembangunan embung dan outbond.
Pengelola TPA Sukoharjo, Totok Sudarwanto, mengatakan, keberadaan wahana rekreasi dan edukasi ditambah suasana hutan menjadi daya tarik TPA Sukoharjo. Sejak pertama kali kebun binatang di buka, minat masyarakat berkunjung ke TPA sangat tinggi.
Memasuki liburan sekolah tahun ini, setiap hari terdapat 500-1.000 pengunjung. Mereka dapat menikmati panorama dan wahana TPA secara gratis, hanya dipungut Rp 500 untuk parkir sepeda motor yang dikelola Karang Taruna.
"Beberapa waktu lalu, lima sekolah memanfaatkan bumi perkemahan secara bergantian, baik untuk berkemah maupun arena outbond. Peluang itu kami manfaatkan untuk mengenalkan para siswa dengan pengolahan sampah, pembuatan pupuk, dan penghijauan," kata Totok.
Kepala Seksi Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, Sukirman, menambahkan, melalui TPA Sukoharjo, pemerintah ingin mengajak pengunjung, terutama anak-anak, mengenal sampah dan lingkungan. Dengan datang ke TPA, mereka akan melihat gundukan sampah yang berasal dari seluruh Kabupaten Pati.
Berdasarkan data TPA Sukoharjo, pada 2008, volume sampah yang masuk TPA sebanyak 120 meter persegi per hari atau setara dengan 15 truk kontainer sampah. Pada 2009, volume sampah TPA melonjak menjadi 150 meter persegi per hari atau setara dengan 20 truk kontainer sampah.
"Kami ingin TPA Sukoharjo menjadi media pembelajaran lingkungan hidup lantaran kesadaran masyarakat Pati akan kebersihan kurang. Banyak warga yang membuang sampah sembarangan, terutama di selokan-selokan dan sungai-sungai," kata Sukirman.
Penanggung jawab TPA Sukoharjo, Suwiryo, menjamin sampah di TPA tidak berbau busuk. Pasalnya, sampah-sampah tersebut dikelola dengan sistem pengontrolan tanah. Artinya, setiap ketinggian sampah mencapai satu meter, pengelola segera menimbun dengan tanah setinggi 30 sentimeter.
"Kami juga menyediakan instalasi pengelolaan air limbah sampah. Air limbah sampah yang terbuang tidak mengandung racun, karena telah melalui kolam uji yang berisi ikan," kata dia.
Wagiyo (30), pengunjung TPA, berharap pengelola TPA menambah wahana outbound. "Melalui outbond, seseorang belajar tentang keberanian, menghargai lingkungan, kerja sama, dan mengukur kemampuan diri sendiri," kata dia. (HENDRIYO WIDI)
Post Date : 25 Juni 2010
|