|
CIMAHI, (PR).- Pemerintah Kota Cimahi bersama Pemerintah Kota dan Kab. Bandung hendaknya segera melakukan upaya rehabilitasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Leuwigajah Cimahi. Hal itu guna menghindari kemungkinan terjadinya longsor susulan. Karena berdasarkan hasil foto udara, terdapat retakan-retakan di lokasi pembuangan Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung sehingga jika diguyur hujan terus-menerus sangat rentan terhap longsor. "Jadi, yang sangat mendesak dilakukan itu, rehabilitasi TPA. Kami sangat khawatir, akan ada longsor susulan karena dari hasil foto udara ada celah atau retakan-retakan yang memungkinkan terjadinya longsor susulan," ujar Prof. Endri Damanhuri, anggota ITB Peduli Leuwigajah dan Sampah Bandung Raya kepada "PR", di sela-sela Workshop Penanggulangan TPA Sampah Leuwigajah di Kota Cimahi, yang diselenggarakan Pemkot Cimahi di kantor baru Pemkot Cimahi, Blok Jati Cihanjuang Kel. Cibabat Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi, Rabu (2/3). Kegiatan yang dibuka langsung oleh Wali Kota Cimahi Ir. H.M. Itoc Tochija, M.M. tersebut, dihadiri Wakil Wali Kota H. Dedih Djunaedi, Asisten Deputi 2/V Bidang Limbah Domestik Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Antung Dedy, jajaran LPM ITB, para pakar lingkungan, Walhi Jabar, dan para pejabat Kota Cimahi. Meskipun tidak bersedia memberikan komentarnya soal keharusan dilakukannya relokasi warga, namun Endri mengatakan, jika longsor susulan terjadi, hal itu bisa berdampak luas bagi lingkungan di sekitarnya. Meskipun tidak akan sedahsyat yang terjadi sebelumnya, tapi longsor susulan tersebut bisa menimbulkan pergerakan longsoran sampah yang sudah menimbun permukiman warga. Akibatnya, lokasi longsoran sampah akan meluas. "Untuk itu, kami akan mengusulkan outline tentang rehabilitasi TPA Leuwigajah. Karena tentunya, baik itu nantinya TPA digunakan atau tidak, tetap saja TPA Leuwigajah harus direhabilitasi," ujar Endri. Untuk itu lanjut Endri, Tim Satgas ITB Peduli Leuwigajah dan Sampah Bandung Raya, akan menerjunkan mahasiswa dan sejumlah tenaga untuk mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan pasca bencana longsor. Pihaknya pun akan meneliti 20 sampel sampah, air, dan tanah di sekitar lokasi longsor. Dengan harapan, sampah tersebut bisa dimanfaatkan atau dijadikan kompos. Berdampak nasional Sementara itu, Asisten Deputi 2/V KLH Antung Dedy mengatakan, meskipun musibah longsor di TPA Leuwigajah berskala lokal, tetapi dampaknya bisa menasional. Hal itu mengingat pengelolaan TPA Leuwigajah selama hampir 25 tahun tidak terkendali, sehingga menimbulkan bencana yang menyebabkan ratusan manusia meninggal dunia. Kejadian tersebut kata Antung, tentunya bisa menimbulkan masyarakat semakin takut sehingga memungkinkan terjadinya penolakan terhadap rencana pembangunan lokasi TPA di mana pun. (A-136) Post Date : 03 Maret 2005 |