|
MADIUN - Ratusan warga Dusun Plosorejo, Simo, Balerejo, Kabupaten Madiun kesulitan air bersih. Kondisi itu terjadi sejak tiga bulan lalu, atau sejak memasuki musim kemarau. Sumur bor yang selama ini jadi sumber air bersih mereka mati. ''Sejak dulu, jika masuk bulan Juni sumber sumur mati,'' terang Suwarjo warga desa setempat kemarin. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarga, warga terpaksa mengambil air sumber di sawah. Sumber air buatan Belanda itu berjarak sekitar satu kilometer dari perkampungan warga. Lantaran hanya ada satu sumber, warga terpaksa antri jika mengambil air. ''Untuk masak, mandi dan keperluan lainnya mengambil di sini,'' ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Suparmin, warga lainnya. Menurutnya, biasanya warga antri pada pagi hari dan sore hari. Yakni sekitar Pukul 03.00 dan pukul 14.00. Umumnya, yang antri mengambil air kaum laki-laki. ''Yang mengambil hampir semua laki-laki karena selain mengambil air juga mandi,'' ungkapnya. Masih menurut Suparmin, matinya sumber air di desa mereka tahun ini lebih cepat. Yakni pertengahan Bulan Mei. Hal itu disebabkan banyak sumur pompa air tanah (pantek) untuk keperluan irigasi sawah. Lantaran air tanah tersedot, sumur bor milik warga yang hanya memiliki kedalaman tujuh meter mati. ''Sumber sumur kami kalah dengan pompa diesel, makanya pertengahan Mei kami sudah kesulitan air bersih,'' katanya. Selain Dusun Plosorejo, puluhan kepala keluarga di Desa Kuwu juga mengalami kesulitan air bersih. Mereka juga terpaksa mengambil air di sumber air Dusun Plosorejo. ''Di desa kami ada sumber tapi jauh, lebih dekat di Ploso makanya ke sini,'' kata Sukiman warga Desa Kuwu, kemarin. Seperti biasanya, siang kemarin puluhan warga juga tampak antre mengambil air bersih. Mereka datang membawa beberapa jerigen untuk menampung air. ''Kondisi seperti ini hampir terjadi setiap tahun. Untuk itu, kami berharap pemkab turun tangan mengatasi kesulitan warga dengan membuat saluran PDAM ke perkampungan warga,'' katanya. (dhy/sad) Post Date : 23 Agustus 2008 |