|
Pati, Kompas - Ratusan warga di Desa Tanjang, Kecamatan Gabus, dan Desa Kasiyan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, kesulitan air bersih karena sumur mereka terendam banjir. Sebagian besar warga yang sebulan ini tidak bekerja akibat sawah dan ladang tergenang air, terpaksa membeli air dan mengendapkan air banjir untuk minum dan memasak. Sukaban (30), warga Desa Tanjang, Senin (18/2), mengatakan, selama ini bantuan yang diberikan kebanyakan berupa bahan makanan, seperti mi instan. Padahal, warga sangat membutuhkan air bersih untuk minum dan memasak. Dua minggu lalu ada bantuan air bersih, yaitu beberapa dus air mineral dalam kemasan gelas. "Warga yang masih mempunyai uang simpanan biasanya membeli air mineral isi ulang. Satu galon, berisi sekitar 20 liter, harganya Rp 3.500," kata Sukaban. Ia pun terpaksa membeli segalon air bersih. Air itu dapat mencukupi kebutuhan minum dia, istri, dan tiga anaknya, selama satu minggu. Untuk memasak, mandi, dan mencuci, dia dan keluarganya menggunakan air sungai atau banjir yang telah diendapkan. Yudi (43), pemilik warung di Desa Tanjang, mengatakan, penjualan air mineral dalam kemasan botol dan galon meningkat. Biasanya satu hari hanya satu botol dan satu galon yang terjual, tetapi sejak banjir bisa mencapai empat botol dan dua galon. Kesulitan air bersih juga dialami warga Desa Kasiyan. Banjir yang masih menggenang permukiman setinggi 75-100 sentimeter mengakibatkan warga tidak dapat mengambil air sumur. Pur (32), warga Desa Kasiyan, mengatakan, kebanyakan warga membeli air satu jeriken berisi 10 liter di warung desa. Harga satu jeriken air Rp 2.000. "Jika terdesak sekali karena tak punya uang, warga mengendapkan air banjir dalam ember untuk minum dan memasak," katanya. Secara terpisah, Kepala BPSDA wilayah Sungai Serang, Lusi, Juwana (Seluna) Djumono mengatakan, banjir di Pati, terutama di Kecamatan Sukolilo, Gabus, dan Juwana, diperkirakan akan surut lama karena curah hujan masih tinggi. Banjir di Pati mengakibatkan sekitar 20.000 rumah dan 15.000 lahan pertanian dan tambak tergenang. (HEN) Post Date : 19 Februari 2008 |