|
BLITAR-SURYA-Sejak Juli 2008 lalu, ratusan kepala keluarga (KK) di Kabupaten Blitar bagian selatan sulit memperoleh air bersih, dan kini semakin kesulitan. Debit sumber air warga, yakni sumur, menurun drastis bahkan nyaris kering. Akibatnya, banyak orang terpaksa mencari air dari tempat lain yang berjarak beberapa kilometer. Contohnya terjadi di Dusun Bulurejo, Desa Sumberarum, Wates. Di sini, sekitar separoh dari seluruh warga (sekitar 250 KK dari 450 KK ) kesulitan air bersih. “Kalau ingin air bersih harus mencari dari desa lain yang jaraknya sekitar dua kilometer,” ujar Sawaldianto, kepala Desa Sumberarum, Minggu (10/8). Dia menjelaskan, jika melihat pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini sebenarnya belum saatnya terjadi. Karena, kesulitan air bersih biasanya terjadi pada saat puncak musim kemarau, Oktober sampai Desember. Tetapi tahun ini, memasuki Juli, ternyata debit sumber air bersih sudah mengecil sehingga warga kesulitan mencukupi kebutuhan air bersih. “Kondisi ini terjadi kemungkinan karena kemarau akan panjang sehingga sumber air sejak Juli sudah mengering,” duga Sawaldianto. Diwawancara terpisah, pihak Pemkab Blitar melalui Kabag Humas, Sukamtono, mengatakan bahwa pemkab sebenarnya sudah mengantisipasi kondisi kekeringan sekaligus menyiapkan penyediaan fasilitas air bersih pada 2008. “Untuk kekeringan, dana disiapkan di bakesbanglinmas, sedangkan sarana air bersih seperti sumur dan jaringan air permukaan dianggarkan di disperindagtamben dan dinas lingkungan hidup,” ucapnya. Sukamtono menambahkan, karena hal itu dilakukan bertahap, maka warga Sumberarum diminta segera berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait. “Itu supaya segera mendapat tindaklanjut, jangan sampai menimbulkan dampak lebih besar terhadap warga,” pungkasnya. ais Post Date : 11 Agustus 2008 |